Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Partenogenesis dan Cara Kerjanya 

Kompas.com - 25/07/2023, 14:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi 

 

KOMPAS.com - Diketahui, setiap spesies makhluk hidup mempunyai sistem reproduksi guna menghasilkan keturunan atau mempertahankan eksistensinya.

Reproduksi adalah proses biologi di mana semua organisme menghasilkan lebih banyak jenis dari mereka sendiri.

Hal ini guna memindahkan materi genetik dari induk kepada anaknya. Disamping itu, reproduksi dibutuhkan lantaran menjamin kelangsungan spesiesnya dari generasi ke generasi, tanpa reproduksi semua kehidupan di bumi akan menjadi punah.

Reproduksi terbagi menjadi dua, yakni reproduksi seksual dan  reproduksi aseksual. Untuk reproduksi aseksual memiliki beberapa metode, salah satunya partenogenesis atau virgin birth.

Metode partenogenesis ini bisa ditemukan pada komodo betina, ular betina, dan hiu betina yang diisolasi di kebun binatang, namun bisa menghasilkan keturunan tanpa bertemu pejantan.

Baca juga: Mengapa Makhluk Hidup Perlu Berkembang Biak?

Pengertian partenogenesis

Partenogenesis adalah metode reproduksi tanpa adanya pembuahan atau tanpa adanya perkawinan jantan dan betina. Reproduksi menggunakan metode ini tidak memerlukan adanya pejantan yang melakukan pembuahan pada betina.

Jika disimpulkan, partenogenesis ini memungkinkan betina untuk menghasilkan keturunan tanpa perlu melakukan perkawinan dengan pejantan. Partenogenesis sering terjadi pada beberapa jenis serangga seperti lebah dan kutu daun.

Cara kerja partenogenesis

Cara kerja reproduksi partenogenesis dibagi menjadi dua macam proses yakni apomiksis dan automiksis. Berikut uraiannya: 

  • Apomiksis

Partenogenesis apomiksis merupakan proses reproduksi saat sel telur betina bermitosis atau disebut replikasi sel, kemudian menghasilkan 2 sel diploid tanpa adanya meiosis.

Dengan demikian, sel-sel tersebut mempunyai kromosom (materi genetik) lengkap yang kemudian berkembang menjadi embrio dan menghasilkan keturunan yang persis induknya.

Itulah mengapa, partenogenesis apomiksis ini dikenal juga dengan istilah kelahiran klon. Contoh makhluk hidup dengan proses apomiksis yaitu kutu daun dan sejumlah tumbuhan berbunga.

Baca juga: Umbi Lapis: Cara Berkembang Biak dan Contoh Tumbuhannya

  • Automiksis

Partenogenesis automiksis ini merupakan proses reproduksi yang mana sel telur induk yang berupa haploid (setengah kromosom) dibutuhkan untuk pembentukan embrio.

Proses ini berlangsung saat sel telur betina mengalami fase meiosis, pada fase tersebut akan terbentuk sel kecil yang disebut badan kutub.

Kemudian, sel telur haploid tersebut bergabung bersama badan kutub. Sehingga menyebabkan kekosongan kromosom (materi genetik) jantan yang kosong menjadi terpenuhi, lalu terbentuklah embrio dan berkembang.

Keturunan atau anakan yang dihasilkan dari proses automiksis tidak sama persis dengan induknya. Umumnya, anakan mempunyai sifat berbeda karena adanya perubahan kromosom dari sel telur saat proses meiosis.

Adapun contoh makhluk hidup dengan reproduksi partenogenesis automiksis yaitu  tawon, semut, lebah, jangkrik, salamander, hiu, kutu ular, kadal besar, komodo, dan hewan amfibi lainnya.

Baca juga: Peran Ular bagi Ekosistem dan Cara Berkembang Biak

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Teori Ordinal dalam Perilaku Konsumen

Teori Ordinal dalam Perilaku Konsumen

Skola
4 Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi, Apa Saja?

4 Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi, Apa Saja?

Skola
Komunikasi Full Duplex: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Full Duplex: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

Skola
Cerita Legendha Basa Jawa

Cerita Legendha Basa Jawa

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Skola
Ngandharake Pawarta dalam Bahasa Jawa

Ngandharake Pawarta dalam Bahasa Jawa

Skola
Perbedaan Each dan Every dalam Bahasa Inggris

Perbedaan Each dan Every dalam Bahasa Inggris

Skola
Warnanipun Ukara Basa Jawa

Warnanipun Ukara Basa Jawa

Skola
30 Irregular Plural Nouns beserta Artinya

30 Irregular Plural Nouns beserta Artinya

Skola
Teori Morfologi (Widya Tembung) Bahasa Jawa

Teori Morfologi (Widya Tembung) Bahasa Jawa

Skola
Simple Past Future Tense: Pengertian, Rumus, Fungsi, dan Contohnya

Simple Past Future Tense: Pengertian, Rumus, Fungsi, dan Contohnya

Skola
Fonologi (Widya Swara) dalam Bahasa Jawa

Fonologi (Widya Swara) dalam Bahasa Jawa

Skola
Perbedaan End dan Finish dalam Bahasa Inggris

Perbedaan End dan Finish dalam Bahasa Inggris

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com