Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fonologi (Widya Swara) dalam Bahasa Jawa

Kompas.com - 14/05/2024, 19:30 WIB
Eliza Naviana Damayanti,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bahasa jawa merupakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi oleh orang Jawa.

Masyarakat Jawa di era modern ini semakin terpengaruh dengan Bahasa Indonesia. Kenyataan di masyarakat, mereka sering memakai bahasa Jawa dan bahasa Indonesia secara bersamaan, sehingga bahasanya menjadi tercampur.

Kurangnya pengetahuan mengenai fonem-fonem yang dimiliki bahasa Jawa, menjadikan masyarakat tidak peka akan penulisan berbahasa Jawa.

Mereka cenderung menuliskan kata sesuai dengan apa yang mereka dengar. Padahal, dalam bahasa Jawa ada beberapa fonem yang penulisannya tidak sesuai dengan pengucapannya.

Sebenarnya, hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari penulisan bahasa Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa penulisan berbahasa Jawa sama dengan penulisan berbahasa Indonesia. 

Baca juga: Kesalahan Penulisan Ejaan Bahasa Jawa: Tataran Fonologi & Morfologi

Pengertian tata swara vokal dan konsonan

Berikut pengertian tata swara vokal dan konsonan: 

  1. Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan melibatkan pita-pita suara tanpa penyempitan. Bahasa Jawa mempunyai enam vokal yaitu: /a/, /0/, /u/, /e/, /i/, /e/.
  2. Bunyi konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan adanya proses artikulasi, yakni dengan dihambatnya aliran udara yang keluar masuk paru-paru di saluran udara, di atas glottis dan salah satu alat ucap manusia.
  3. Gabungan konsonan dalam bahasa Jawa terdapat enam gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu: dh, kh, ng, ny, sy dan th.

Pengucapan suara jejeg dan miring

Contoh mengucapakan swara jejeg dan miring dalam bahasa Jawa adalah:

  • Vokal “a” jejeg (tegak)

Dalam vokal “a” jejeg, keadaan kata yang diucapkan seperti aksara Jawa saat nglegena atau tanpa sandhangan. Lambang ejaan “a”  jejeg kali ini kita akan memakai simbol [a].

Contoh ucapan dalam bahasa Jawa:

  1. Ha, Na, Ca, Ra, Ka.
  2. Lima, sanga, apa, lara, utawa.
  • Vokal “a” miring

Sedangkan dalam vokal “a” miring, diucapkan seperti vokal “a” yang ada pada bahasa Indonesia. Lambang ejaan “a” miring bisa menggunakan [A].

Contoh ucapan dalam bahasa Jawa: ·

  1. Kanca + ne → kancane [kanca] + [ne] → [kAncAne]
  2. Dara +ku → daraku [dara] + [ku] → [dArAku]
  • Vokal “i” jejeg

Diucapkan seperti vokal “i” yang ada pada bahasa Indonesia. Lambang ejaan untuk vokal “i” jejeg yang kita pakai adalah [ i ].

Contoh ucapan dalam bahasa Jawa:

  1. Iki, siji, pari, aji, kali.
  •  Vokal “i” miring

Untuk vokal ini, ucapan “i” menyerupai vokal “e” dan biasannya yang dibaca miring bagian vokal yang akhir. Lambang ejaan untuk ejaan untuk vokal “i” miring yang kita pakai adalah [I].

Contoh dalam bahasa Jawa:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com