Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Jerapah Menurut Darwin

Kompas.com - 07/03/2023, 19:00 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.com – Charles Darwin terkenal akan teori evolusi makhluk hidupnya. Evolusi Darwin mengambil contoh pada hewan dengan leher terpanjang, yaitu jerapah. Bagaimana evolusi jerapah menurut Darwin?

Charles Darwin menjelaskan bagaimana jerapah memiliki leher yang panjang. evolusi jerapah dimulai pada zaman dahulu ketika tidak semua jerapah memiliki leher yang panjang.

Menurut Darwin, awalnya jerapah memiliki variasi panjang leher. Ada jerapah yang berleher pendek dan ada juga jerapah yang berleher panjang. Di mana semua jerapah memakan daun pohon.

Baca juga: Teori Darwin

Dilansir dari Biology LibreTexts, perubahan lingkungan membuat daun menjadi lebih langka, sehingga jerapah harus berjuang untuk eksistensinya.

Menurut Darwin, pada saat inilah seleksi alam yang mendorong evolusi jerapah dimulai.

Jerapah akan bersaing untuk mendapatkan makanan. Jerapah dengan leher pendek otomatis hanya dapat menjangkau daun pohon yang pendek juga.

Dilansir dari Australian Academy of Science, jerapah berleher panjang mendapatkan keuntungan karena dapat mencapai dedaunan yang tinggi di pepohonan.

Sehingga, saat dedaunan di cabang dan pohon yang rendah habis, jerapah berleher panjang masih dapat menjangkau dedaunan di cabang dan pohon yang lebih tinggi.

Baca juga: Persamaan dan Perbedaan Teori Darwin dan Lamarck Tentang Evolusi

Jerapah berleher panjang memiliki leher panjang yang lebih cocok dengan lingkungannya, sehingga dapat melewati seleksi alam. Sedangkan, jerapah berleher pendek mati karena kalah dalam persaingan makanan.

Dilansir dari Smithsonian Magazine, jerapah berleher panjang kemudian tumbuh subur dan bereproduksi lebih banyak.

Jerapah berleher panjang yang bertahan hidup kemudian akan mewariskan leher panjangnya secara genetik kepada keturunannya.

Hal tersebut menyebabkan lebih banyak jerapah berleher panjang yang lahir. Hingga akhirnya semua jerapah memiliki leher yang panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com