Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mana Belatung Berasal?

Kompas.com - 13/11/2021, 11:00 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.comBelatung merupakan hewan yang seringkali muncul pada makanan busuk ataupun bangkai hewan.

Jika sampah makanan sudah terlalu lama dibiarkan, seringkali muncul belatung. Namun dari manakah belatung berasal? Padahal dalam sampah tersebut sebelumnya tidak ada belatung.

Apakah belatung muncul begitu saja dari udara? Jawabannya adalah tidak, mereka tidak muncul begitu saja.

Belatung adalah larva lalat

Belatung sebenarnya adalah larva dari lalat. Ketika hewan mati, mikroba dalam tubuhnya akan mulai memecah jaringan tubuh. Enzim tubuh juga mulai mencerna dirinya sendiri, maka dimulailah pembusukan jaringan tubuh hewan.

Dilansir dari How Stuff Works, jaringan yang membusuk mengeluarkan zat hijau serta gas seperti metana dan hidrogen sulfida. Gas-gas tersebutlah yang menarik perhatian serangga.

Baca juga: Apakah Kangguru Bisa Jalan Kaki?

Para ahli entomologi mengatakan bahwa serangga yang paling pertama datang adalah lalat. Lalat merupakan serangga pembusukan yang paling cepat menghampiri zat organik busuk.

Menyadur dari National Geographic, lalat akan masuk ke rongga-rongga lembap bangkai hewan seperti mulut, hidung, dan mata. Mereka kemudian akan bertelur dalam rongga tersebut. Seekor lalat betina dapat menghasilkan sekitar 300 telur dalam sekali beterlur.

Telur tersebut kemudian akan menetas menjadi larva yang kita kenal sebagai belatung. Hanya dalam satu hari, telur-telur tersebut menetas dan membentuk koloni belatung dalam bangkai hewan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa belatung bukan berasal dari udara. Melainkan berasal dari lalat yang hinggap dan bertelur di zat organik yang telah membusuk.

Lalu apakah yang dimakan belatung?

Belatung memakan jaringan lunak yang mati seperti bangkai hewan, manusia, dan juga sisa-sisa zat organik pada sampah makanan.

Menurut Ask Nature, hal tersebut dikarenakan belatung tidak mempunyai gigi atau paruh yang keras dan hanya memiliki kait mulut serta kulit kasar untuk mengikis jaringan lunak.

Baca juga: Terbuat dari Salju, Mengapa Rumah Igloo Bisa Tetap Hangat?

Koloni belatung akan merayap disekitar bangkai hewan dan memakan jaringan lunaknya. Proses ini dibantu juga dengan enzim pencernaan yang dikeluarkan dari tubuh belatung.

Enzim pencernaan tersebut dapat melunakan jaringan mati dan membuatnya lebih mudah dicerna oleh belatung.

Ketika menetas, larva lalat ini hanya berukuran sekitar dua millimeter. Namun, mereka terus makan tanpa berhenti dan mencapai sekitar sepuluh kali lipat ukurannya semula.

Belatung akan terus makan hingga jaringan lunak habis. Diketahui bahwa koloni larva lalat tersebut dapat menghabiskan setengah tubuh manusia hanya dalam waktu kurang dari seminggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com