Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Kasus Kanker Prostat Meningkat Dua Kali Lipat dalam 20 Tahun

Kompas.com - 07/04/2024, 12:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan memprediksi kasus baru kanker prostat di seluruh dunia akan meningkat dua kali lipat dalam dua dekade mendatang.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Lancet.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Kanker Prostat yang Menyerang Pria?

Temuan para ilmuwan tersebut membeberkan jumlah kasus baru tahunan akan meningkat dari 1,4 juta pada tahun 2020 menjadi 2,9 juta pada tahun 2040.

Mengutip Science Alert, Sabtu (6/4/2024) peneliti di balik studi mengatakan peningkatan kasus kanker prostat terkait dengan peningkatan harapan hidup dan perubahan piramida usia di seluruh dunia.

Kanker prostat adalah kanker yang paling banyak menyerang pria, yaitu sekitar 15 persen dari seluruh kasus kanker pada pria.

Penyakit ini sebagian besar muncul setelah usia 50 tahun dan menjadi lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia pria.

Ketika angka harapan hidup meningkat di negara-negara berkembang, jumlah kasus kanker prostat juga meningkat, kata para peneliti.

"Seiring dengan semakin banyaknya pria di seluruh dunia yang hidup hingga usia paruh baya dan tua, akan ada peningkatan yang tak terelakkan dalam hal ini jumlah kasus kanker prostat," papar Nick James, penulis utama studi dan juga Profesor penelitian kanker prostat dan kandung kemih di Institute of Cancer Research, London.

"Kami tahu lonjakan kasus ini akan terjadi, jadi kami perlu mulai merencanakan dan mengambil tindakan sekarang," katanya seperti dikutip dari Independent.

Para peneliti pun mendorong supaya otoritas kesehatan melakukan skrining lebih awal di negara-negara berkembang karena penyakit ini sering terlambat didiagnosis sehingga tidak dapat memberikan pengobatan yang efektif. Termasuk mendorong program untuk meningkatkan kesadaran akan kanker prostat.

Baca juga: Kanker Prostat Bisa Sembuh, Apa Saja Pengobatan yang Bisa Dilakukan?

“Intervensi berbasis bukti, seperti peningkatan deteksi dini dan program pendidikan, akan membantu menyelamatkan nyawa dan mencegah kesehatan buruk akibat kanker prostat di tahun-tahun mendatang," terang James.

“Hal ini terutama berlaku bagi negara-negara berpendapatan rendah dan menengah yang akan menanggung beban terberat dari kasus-kasus di masa depan,” paparnya lagi.

Diperlukan pula lebih banyak penelitian pula yang melibatkan laki-laki dari berbagai etnis, terutama keturunan Afrika Barat.

Lebih lanjut ahli berpendapat bahwa hambatan utama terhadap peningkatan layanan kanker prostat di negara-negara berkembang dan berkembang adalah kurangnya staf terlatih dan fasilitas spesialis.

Oleh karena itu diperlukan tindakan segera untuk membangun kapasitas bedah dan radioterapi di negara-negara tersebut.

Baca juga: Mengenal Tanda-tanda Kanker Prostat, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com