KOMPAS.com - Fosil-fosil yang ditemukan para ahli kerap mengarah pada masa puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu.
Setelah melewati berbagai masa, bagaimana fosil bisa bertahan begitu lama, sedangkan tulang hewan dapat membusuk hanya dalam waktu beberapa tahun?
Kemampuan bertahan tulang-belulang dinosaurus bergantung pada kondisi saat hewan tersebut mati, dan apa yang terjadi pada sisa-sisa tubuhnya setelah mereka mati.
Contohnya, pakar fosil, Steve Etches mengatakan, salah satu alasan tulang-tulang pliosaurus, reptil laut purba, terpelihara dengan baik adalah karena bangkai hewan tersebut telungkup di lumpur.
Menurut Etches, bagian tubuh pliosaurus yang masuk ke dalam lumpur tetap awet, sedangkan bagian atasnya terdegradasi lebih cepat. Dengan demikian, penyebab tulang-tulang dinosaurus tersebut utuh selama ratusan juta tahun adalah karena fosilisasi.
Baca juga: Fosil Pohon Langka Ungkap Evolusi Tanaman, Seperti Apa?
Fosilisasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, namun fosil terbaik biasanya terbentuk ketika bangkai hewan dengan cepat terbungkus dalam sedimen, yang dapat berupa lumpur atau abu vulkanik.
Ketika sedimen menumpuk, ia menjadi litifikasi, kemudian berubah menjadi batu, dan bangkai hewan yang menempel tetap berada di tempatnya.
Permineralisasi adalah jenis fosilisasi paling umum yang terjadi ketika air dari tanah, danau, atau laut membawa mineral ke dalam jaringan organik.
Akhirnya, cukup banyak endapan yang terbentuk untuk menciptakan semacam cetakan internal, yang dapat terbuat dari kalsit, besi, atau silika.
Mineral tersebut menggantikan bahan organik di dalam tulang, seperti kolagen dan protein lainnya, sehingga fosil mengandung lebih banyak kristal mineral daripada tulang aslinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.