Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Ungkap Dulu Nyamuk Jantan Juga Pengisap Darah

Kompas.com - 09/12/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Selama ini kita mengetahui hanya nyamuk betina yang bersifat hematofag atau memakan darah manusia dan hewan lain.

Namun, kini peneliti menemukan bahwa di masa lalu nyamuk jantan ternyata juga merupakan pengisap darah.

Baca juga: Cuma Nyamuk Betina yang Mengisap Darah Manusia

Temuan tersebut berdasarkan fosil nyamuk paling awal yang terjebak dalam batu amber di Lebanon.

"Hingga saat ini, Amber Lebanon merupakan amber tertua dengan inklusi biologi yang intensif," kata Dany Azar dari Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan Universitas Lebanon.

Amber Lebanon juga merupakan bahan sangat penting karena pembentukannya terjadi bersamaan dengan kemunculan dan permulaan tanaman berbunga dengan semua ko-evolusi yang terjadi antara penyerbuk dan tanaman berbunga.

Sebagai informasi, keluarga arthropoda Culicidae sendiri mencakup lebih dari 3.000 spesies nyamuk.

Temuan fosil nyamuk

Dikutip dari Phys, Selasa (5/12/2023) nyamuk betina terkenal karena cara mereka mengisap darah, sehingga menjadikan mereka vektor utama penyebaran penyakit menular.

Hematofag pada serangga diperkirakan muncul sebagai peralihan dari mulut pengisap yang menusuk yang digunakan untuk mengekstrak cairan tumbuhan.

Misalnya, kutu pengisap darah kemungkinan besar berasal dari serangga pemakan nektar. Namun, evolusi bagaimana serangga kemudian mengisap darah sulit dipelajari karena kesenjangan dalam catatan fosil serangga.

Untung saja temuan fosil nyamuk akhirnya memberikan wawasan baru.

Baca juga: Bagaimana Dampak Gigitan Nyamuk Wolbachia?

Dalam studi baru ini, peneliti menggambarkan dua nyamuk jantan dengan mulut yang tajam, termasuk mandibula segitiga yang sangat tajam dan struktus memanjang dengan dentikel kecil seperti gigi.

Setelah dianalisis, ternyata peneliti menemukan bahwa nyamuk jantan di masa lalu juga mengisap darah.

Selain itu, pelestarian nyamuk di dalam batu amber tidak hanya menunjukkan keberadaan nyamuk di periode awal Kapur, melainkan juga memperlihatkan bahwa evolusi hematofag lebih rumit dari yang diduga.

Peneliti berharap studi yang dilakukan di masa depan dapat mempelajari lebih lanjut tentang kegunaan hematofag pada nyamuk jantan di periode Kapur.

Peneliti juga ingin mengungkap mengapa hematofag pada nyamuk jantan tidak ada lagi di dunia modern.

Studi dipublikasikan di jurnal Current Biology.

Baca juga: Penelitian Ungkap Nyamuk Tertarik pada Warna Tertentu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com