Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Punah Selama Lebih dari 80 Tahun, Tikus "Emas" Kini Muncul Kembali

Kompas.com - 04/12/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Seekor tikus emas yang tidak terlihat selama lebih dari 80 tahun telah ditemukan kembali di bukit pasir di Afrika Selatan.

Kemunculan hewan buta itu direkam dan difoto setelah para ahli melakukan pencarian ekstensif.

Penemuan kembali tikus emas

Tikus emas De Winton (Cryptochloris wintoni) adalah tikus buta yang sulit ditangkap yang bergerak dengan "berenang" di pasir. Mereka hidup di liang yang tidak dapat diakses dan memiliki bulu yang berkilauan dan berwarna-warni.

Tikus emas hanya pernah tercatat hidup di satu lokasi, yakni di Port Nolloth, di pantai barat laut Afrika Selatan, dan terakhir terlihat pada tahun 1937.

Para peneliti mencari bukti keberadaan tikus ini dengan mengambil lebih dari 100 sampel tanah dari berbagai lokasi dan menganalisisnya untuk DNA lingkungan (eDNA), jejak DNA hewan yang tertinggal di lingkungannya melalui ekskresi, sel kulit, dan rambut.

Baca juga: Tikus Raksasa Langka Berukuran Setengah Meter Hidup di Pulau Terpencil

Samantha Mynhardt, ahli genetika konservasi di Endangered Wildlife Trust (EWT) dan Stellenbosch University di Afrika Selatan, mengatakan, tim peneliti cukup yakin bahwa tikus emas De Winton masih ada dan dapat dideteksi dengan menemukan dan mengurutkan DNA-nya.

Di Port Nolloth, tim peneliti akhirnya menemukan liang dan jejak tikus emas baru yang terlihat akibat hujan lebat baru-baru.

Mereka menggunakan anjing pelacak terlatih untuk mengidentifikasi aroma dua spesies tikud emas yang umum, yakni tikus emas tanjung (Chrysochloris asiatica) dan tikus emas Grant (Eremitalpa granti).

Penyelidikan pun menunjukkan bahwa jejak tersebut tidak dibuat oleh salah satu spesies umum sehingga meningkatkan harapan bahwa itu adalah bukti keberadaan tikus emas De Winton.

Analisis eDNA dari semua sampel mengungkapkan dua spesies tikus emas yang umum dan tikus emas Van Zyl (Cryptochloris zyli) yang terancam punah. Spesies yang berkerabat dekat dengan tikus emas Van Zyl juga telah diidentifikasi.

Baca juga: Studi Baru Laporkan Tikus Bisa Berimajinasi seperti Manusia

Setelah membandingkan urutan gen dengan sampel eDNA mereka, para peneliti mengonfirmasi spesies keempat berasal dari tikus emas De Winton. Kini, empat populasi tahi lalat emas De Winton telah ditemukan.

Menurut Cobus Theron, manajer konservasi senior EWT dan anggota tim pencari, sekarang para ahli tidak hanya telah memecahkan teka-teki tersebut, tetapi juga telah memasuki batas eDNA, yang menunjukkan ada banyak peluang, tidak hanya bagi tikus tanah, namun juga bagi spesies lain yang hilang atau terancam punah untuk kembali ditemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com