Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mamalia Laut Tidur dengan Mematikan Separuh Otak, Mengapa Demikian?

Kompas.com - 12/02/2024, 08:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Mamalia laut, seperti paus dan lumba-lumba, menghabiskan seluruh hidupnya di laut. Sebagai bentuk adaptasi, mamalia laut memiliki cara tidur yang unik.

Pengamatan terhadap lumba-lumba hidung botol di akuarium dan kebun binatang serta pengamatan paus dan lumba-lumba di alam liar menunjukkan dua cara mereka tidur, yakni tidur di dalam air, secara vertikal atau horizontal, atau tidur sambil berenang perlahan di samping hewan lain.

Jika mamalia laut ingin tidur, mereka tidak bisa begitu saja memejamkan mata di dalam air karena mereka harus muncul ke permukaan untuk mencari udara.

Mamalia laut juga tidak dapat mengapung di permukaan air dan tertidur karena cara ini membuat mereka rentan terhadap predator dan kehilangan panas tubuh. Jadi, bagaimana mamalia laut bisa tidur tanpa membahayakan diri mereka sendiri?

Keunikan gaya tidur mamalia laut

Mamalia laut tidur dalam kondisi mematikan separuh otak mereka. Ini disebut tidur unihemisphericp, yakni salah satu cara mamalia laut dapat beristirahat saat berada di perairan terbuka.

Baca juga: Paus Sperma Butuh Waktu Sejam Putuskan Arah Berenang

Patrick Miller, ahli biologi di Universitas St. Andrews, Inggris, mengatakan bahwa yidur unihemispheric sangat berharga bagi mamalia laut karena memungkinkan mereka mempertahankan aktivitas tingkat rendah sambil tetap tidur dengan separuh otaknya.

Lumba-lumba adalah mamalia laut yang paling banyak dipelajari dan mampu melakukan gaya tidur ini. Pemindaian otak pada lumba-lumba menunjukkan, saat satu belahan otak berada dalam gelombang lambat dan tidur nyenyak, belahan otaka lainnya dalam keadaan waspada, sehingga hewan tersebut dapat benar-benar tidur dengan satu mata terbuka.

Gaya tidur seperti ini biasa terjadi pada cetacea, kelompok mamalia yang mencakup lumba-lumba dan paus, tetapi hal ini tidak hanya terjadi pada mereka.

Banyak spesies burung yang diketahui juga menggunakan tidur unihemispheric, yang sering kali membuat mereka tertidur saat terbang.

Tidak semua cetacea mampu tidur unihemispheric. Beberapa menggunakan tidur bihemispheric, dengan kedua belahan otak tertidur, sama seperti manusia dan kebanyakan mamalia lainnya.

Baca juga: Apakah Paus Punya Bulu?

Menurut Miller, para peneliti sangat kesulitan untuk mengukur aktivitas otak hewan di laut yang tidak dapat ditangkap, seperti paus sperma, paus biru, atau paus bungkuk. Dalam hal ini, catatan perilaku adalah indikator terbaik untuk mengenal perilaku tidur.

Dalam kasus tersebut, peneliti dapat menempelkan label pada hewan untuk memantau perilakunya. Sebuah penelitian tahun 2008 yang dipimpin oleh Miller menggunakan label pengisap yang ditempelkan pada paus sperma untuk menunjukkan bahwa mereka tidur di laut terbuka dalam waktu singkat.

Paus melakukan penyelaman dangkal di bawah permukaan, memperlambat kecepatan berenangnya hingga berhenti, dan meluncur dengan malas ke atas air.

Saat tidur, seluruh kawanan paus terlihat menghadap ke atas, tepat di bawah permukaan laut. Selama waktu ini, hewan-hewan tersebut sama sekali tidak responsif, yang menandakan mereka sedang dalam kondisi tidur nyenyak.

Namun, hewan-hewan tersebut hanya dapat beristirahat sekitar 20 menit di bawah air sebelum mereka perlu kembali ke udara. Setelah paus menarik napas, ia menyelinap ke bawah permukaan untuk beristirahat lebih lama, dan mungkin melanjutkan tidur hingga 3,5 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com