Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Jelaskan Pengaruh Kafein dalam Darah bagi Lemak Tubuh

Kompas.com - 09/02/2024, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Kafein adalah stimulan alami yang paling banyak ditemukan pada tanaman teh, kopi, dan kakao.

Kafein telah terbukti memberikan efek positif bagi tubuh dan pikiran, jika dikonsumsi dalam jumlah cukup. Ada beberapa bukti bahwa kafein dapat membantu meningkatkan daya ingat dan meningkatkan konsentrasi.

Namun, beberapa orang sangat sensitif terhadap efek kafein. Kafein dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut, dan dapat menyebabkan sulit tidur atau merasa gelisah.

Pengaruh kafein terhadap lemak

Kadar kafein dalam darah dapat memengaruhi jumlah lemak tubuh, sebuah faktor yang pada gilirannya dapat menentukan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Ini merupakan temuan studi tahun 2023 yang menggunakan penanda genetik untuk membangun hubungan yang lebih pasti antara kadar kafein, BMI, dan risiko diabetes tipe 2.

Baca juga: Apa Saja Gejala Overdosis Kafein?

Tim peneliti dari Institut Karolinska di Swedia, Universitas Bristol di Inggris, dan Imperial College London di Inggris, mengatakan, minuman berkafein bebas kalori dapat dieksplorasi sebagai cara potensial untuk membantu mengurangi kadar lemak tubuh.

Para peneliti mengatakan, konsentrasi kafein plasma yang lebih tinggi diprediksi secara genetik dikaitkan dengan BMI yang lebih rendah dan massa lemak seluruh tubuh.

Selain itu, konsentrasi kafein plasma yang lebih tinggi, yang diprediksi secara genetik, dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah. Sekitar setengah dari efek kafein terhadap diabetes tipe 2 diperkirakan dimediasi melalui pengurangan BMI.

Penelitian ini melibatkan data dari kurang dari 10.000 orang yang dikumpulkan dari database genetik yang ada, dengan fokus pada variasi pada atau mendekati gen tertentu yang diketahui terkait dengan kecepatan penguraian kafein.

Baca juga: Fakta-fakta Kafein, Zat yang Dianggap Bisa Bikin Kecanduan

Secara umum, kafein dengan variasi yang memengaruhi gen, yaitu CYP1A2 dan gen yang mengaturnya, disebut AHR, yang cenderung memecah kafein lebih lambat, sehingga membuatnya tetap berada di dalam darah lebih lama.

Pendekatan yang disebut pengacakan Mendelian digunakan untuk menentukan kemungkinan hubungan sebab akibat antara adanya variasi, penyakit seperti diabetes, massa tubuh, dan faktor gaya hidup.

Meskipun ada hubungan yang signifikan antara kadar kafein, BMI, dan risiko diabetes tipe 2, tidak ada hubungan yang muncul antara jumlah kafein dalam darah dan penyakit kardiovaskular termasuk fibrilasi atrium, gagal jantung, dan stroke.

Penelitian sebelumnya telah mengaitkan peningkatan konsumsi kafein secara moderat dan relatif dengan kesehatan jantung yang lebih baik dan BMI yang lebih rendah, dan penelitian baru ini menambahkan lebih banyak detail pada apa yang telah kita ketahui tentang efek kopi terhadap tubuh.

Saat ini, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan sebab dan akibat. Meskipun penelitian ini melibatkan sampel yang besar, pengacakan Mendel bukannya tidak mungkin salah, dan masih ada kemungkinan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com