Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaptasi Hewan, Serigala di Chernobyl Punya Kemampuan Anti-kanker

Kompas.com - 09/02/2024, 08:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian baru menunjukkan bahwa populasi serigala yang hidup di Chernobyl Exclusion Zone (CEZ) secara genetik berbeda dengan serigala di luar wilayah tersebut.

Hebatnya lagi, serigala di wilayah tersebut tampaknya telah mengembangkan mutasi yang meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup dari kanker.

Baca juga: Hewan-hewan yang Hidup di Chernobyl

Paparan radiasi

Mengutip IFL Science, Kamis (8/2/2024) populasi serigala serta hewan lainnya meningkat pesar di CEZ Ukraina sejak kawasan tersebut ditinggalkan manusia setelah bencana nuklir tahun 1986.

Namun, meski dapat berkembang tanpa terganggu aktivitas manusia hewan yang tinggal di sana harus menghadapi masalah paparan radiasi.

Untuk memahami bagaimana hewan-hewan tersebut bertahan hidup dari paparan radiasi, Cara Love, ahli biologi evolusi dan ekotoksikologi di Universitas Princeton, telah mempelajari serigala di Chernobyl selama satu dekade.

Pada tahun 2014, Love dan rekan-rekannya pergi ke CEZ dan mengambil sampel darah serigala untuk memahami respons mereka terhadap radiasi penyebab kanker.

Beberapa juga dilengkapi dengan kalung radio untuk mengumpulkan informasi tentang lokasi mereka dan paparan radiasi.

"Kami mendapatkan pengukuran real-time mengenai keberadaan mereka dan beberapa banyak radiasi yang terpapar," ungkap Love dalam sebuah pernyataan.

Penelitian menunjukkan bahwa serigala di CEZ terpapar lebih dari 11,28 milirem radiasi setiap hari sepanjang hidup mereka atau enam kali lipat batas legal bagi pekerja manusia.

Selain itu analisis genetik menunjukkan bahwa bagian genom serigala telah mengembangkan ketahanan terhadap kanker.

Baca juga: Apakah Anjing yang Ditinggalkan di Chernobyl Terpapar Radiasi?

Temuan serupa juga terlihat di antara ratusan anjing semi-liar yang hidup di CEZ.

Pada tahun 2023, para ilmuwan menemukan bahwa anjing-anjing yang berkeliaran bebas di Chernobyl secara genetik berbeda dari anjing peliharaan yang hidup di tempat lain di dunia.

Lebih lanjut, penemuan Love juga bisa berdampak pada kesehatan manusia.

Ia berharap dapat menggunakan temuannya itu untuk mengidentifikasi mutasi pelindung yang meningkatkan peluang orang untuk bertahan hidup dari kanker.

Sayangnya, pandemi COVID-19 dan perang yang sedang berlangsung dengan Rusia menghalangi Love dan kolaboratornya untuk kembali ke CEZ. Tidak ada yang tahu apakah dan kapan mereka bisa kembali.

Penelitian baru ini dipresentasikan bulan lalu di Annual Meeting of the Society of Integrative and Comparative Biology’s Annual Meeting di Seattle, Washington.

Baca juga: Katak Beradaptasi Jadi Berwarna Gelap akibat Radiasi Nuklir Chernobyl

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com