KOMPAS.com - Kelomang darat adalah krustasea bertubuh lunak yang hidup di dekat air di daerah tropis.
Untuk melindungi tubuhnya, mereka biasanya akan mencari cangkang moluska yang sudah tidak dihuni.
Baca juga: Sampah Plastik di Laut Bikin Kelomang Tak Bisa Kenali Makanannya
Namun kini, sejumlah spesies kelomang darat diketahui mulai memilih cangkang buatan yang terbuat dari plastik yang ditemukan di pantai.
Temuan ini kemudian dipublikasikan di Science of the Total Environment.
Mengutip Phys, Selasa (30/1/2024) polusi plastik yang kian meningkat kini mencakup 85 persen polusi laut di seluruh dunia.
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar polusi plastik di lautan itu berasal melalui sungai, sehingga menyebabkan penumpukan sampah plastik di garis pantai.
Kelomang darat (Coenobitidae) hidup di seluruh garis pantai tropis dunia, dan biasanya memperoleh cangkang gastropoda kosong untuk melindungi daerah perut lunaknya, yang dikenal sebagai pleon.
Cangkangnya melindungi mereka dari pemangsa dan juga menjaga agar Pleon mereka tidak mengering.
Cangkang juga telah terbukti berperan menjadi sinyal seksual karena ukuran dan kondisi cangkang kelomang jantan memengaruhi daya tarik terhadap betina.
Dalam penelitian baru ini, tim telah mengambil pendekatan ekologi internet (iEcology).
iEcology melibatkan pembelajaran konten digital—rekaman audio, video, gambar, berita, dan postingan aktivitas pengguna—yang dipublikasikan di situs berita, media sosial, dan platform lain untuk mempelajari peristiwa, arah, dan proses ekologi.
Baca juga: Polusi Sampah Mikroplastik Bikin Kelomang Kesulitan Cari Rumah Terbaik
Metodologi iEcology memungkinkan tim untuk memperluas temuan mereka.
Hasilnya mereka mengidentifikasi 386 individu dari 10 dari 16 spesies kelomang darat menggunakan cangkang buatan.
Sebagian besar menggambarkan kelomang menggunakan tutup plastik hitam putih (84,5 persen).
Sementara sisanya memilih memakai cangkang buatan terbuat dari logam dan kaca.