Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2024, 12:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Sumber Space

KOMPAS.com - Para ilmuwan telah berteori tentang keberadaan lubang hitam sejak abad ke-18. Namun, baru pada tahun 1964, para astronom menemukan bukti kuat adanya lubang hitam.

Lantas, jika ada lubang hitam, apakah ada lubang putih di alam semesta? Jika iya, di mana lubang putih tersebut dan bagaimana proses terbentuknya?

Untuk memahami sifat lubang putih, pertama-tama harus terlebih dahulu mempelajari lubang hitam.

Lubang hitam adalah wilayah yang mengalami keruntuhan gravitasi total, di mana gravitasi telah mengalahkan semua gaya lain di alam semesta dan memampatkan segumpal materi hingga mencapai titik sangat kecil yang dikenal sebagai singularitas.

Di sekeliling singularitas tersebut terdapat cakrawala peristiwa (event horizon), yang bukan merupakan batas fisik dan padat, melainkan sekadar batas di sekitar singularitas yang gravitasinya begitu kuat sehingga tidak ada apa pun, bahkan cahaya, yang dapat lolos.

Baca juga: Cara Lubang Hitam Menarik Cahaya

Lubang hitam terbentuk ketika sebuah bintang masif mati dan bobotnya yang sangat besar akan menekan intinya, dan memicu terciptanya lubang hitam.

Materi atau radiasi apa pun yang bergerak terlalu dekat dengan lubang hitam akan terperangkap oleh gravitasi yang kuat dan ditarik ke bawah cakrawala peristiwa menuju kehancuran akhirnya.

Para ahli telah memahami proses pembentukan lubang hitam ini, dan bagaimana lubang hitam berinteraksi dengan lingkungannya, melalui teori relativitas umum Einstein.

Untuk sampai pada konsep lubang putih, penting untuk menyadari bahwa relativitas umum tidak mempedulikan aliran waktu.

Persamaannya simetris terhadap waktu, artinya matematika bekerja dengan baik saat berjalan maju atau mundur dalam waktu.

Baca juga: Lubang Hitam Supermasif Terjauh Berusia Hampir Setua Alam Semesta

Jadi, jika pembentukan lubang hitam dibalik, akan terdapat objek yang mengalirkan radiasi dan partikel. Pada akhirnya, ia akan meledak, meninggalkan sebuah bintang masif. Ini adalah lubang putih, dan menurut relativitas umum, skenario ini mungkin saja.

Lubang putih bahkan lebih aneh dari lubang hitam. Mereka masih memiliki singularitas di pusatnya dan cakrawala peristiwa di perbatasannya.

Mereka masih merupakan objek gravitasi yang masif. Namun, material apa pun yang memasuki lubang putih akan segera terlontar dengan kecepatan lebih besar dari kecepatan cahaya, menyebabkan cahaya putih bersinar dengan ganas.

Apa pun yang berada di luar lubang putih tidak akan pernah bisa masuk ke dalamnya, karena ia harus bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya untuk menyeberang ke dalam melalui cakrawala peristiwa.

Mengapa para ahli tidak yakin ada lubang putih?

Namun, jika lubang putih diperbolehkan berdasarkan matematika relativitas umum, lalu mengapa kita para ahli tidak menduga bahwa lubang putih itu ada di alam semesta?

Baca juga: Temuan Lubang Hitam Tertua, Ukurannya 100 Juta Kali Massa Matahari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com