Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2024, 12:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Sumber Space

Jawabannya adalah relativitas umum bukanlah satu-satunya kunci. Ada cabang fisika lain yang memberi tahu tentang cara kerja alam semesta, seperti teori elektromagnetisme dan termodinamika.

Dalam termodinamika, terdapat konsep entropi, yang secara kasar merupakan ukuran ketidakteraturan dalam suatu sistem. Hukum kedua termodinamika memberitahu kita bahwa entropi sistem tertutup hanya bisa naik. Dengan kata lain, kekacauan selalu meningkat.

Dengan demikian, proses pembentukan lubang hitam tidak bisa dibalik begitu saja untuk mendapatkan lubang putih karena hal itu akan menyebabkan penurunan entropi, bintang tidak muncul secara ajaib dari ledakan kosmik raksasa.

Jadi, meskipun relativitas umum bersifat agnostik terhadap realitas lubang putih, termodinamika menolak keras konsep tersebut.

Satu-satunya cara untuk membentuk lubang putih adalah melalui proses eksotik yang terjadi di alam semesta awal yang memasukkan keberadaan lubang putih ke dalam struktur ruang-waktu itu sendiri.

Dengan begitu, proses pembentukan lubang putih akan mengatasi masalah penurunan entropi; lubang putih akan tetap ada, sudah ada, sejak permulaan waktu.

Baca juga: Bagaimana Cara Lubang Hitam Mati?

Sayangnya, lubang putih juga sangat tidak stabil. Mereka masih akan tertarik dan menarik materi ke arah mereka, tapi tidak ada yang bisa melintasi cakrawala peristiwa.

Begitu sesuatu, bahkan satu foton (partikel cahaya) mendekati lubang putih, maka kehancurannya akan terjadi. Jika partikel tersebut mendekati cakrawala peristiwa, ia tidak akan dapat melintasinya sehingga menyebabkan energi sistem meroket.

Pada akhirnya, partikel tersebut akan memiliki begitu banyak energi sehingga memicu runtuhnya lubang putih menjadi lubang hitam, dan mengakhiri keberadaannya.

Jadi, meskipun lubang putih tampak mengagumkan, objek tersebut tampaknya bukan ciri alam semesta nyata, hanya objek yang menghantui matematika relativitas umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com