Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2024, 09:12 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Ada berita yang kurang menyenangkan, terutama bagi Anda yang menjadi penggemar madu.

Lebah diketahui makin sedikit memproduksi madu. Hal tersebut salah satunya terlihat di Amerika Serikat yang produksinya menurun sejak tahun 1990an.

Baca juga: Benarkah Lebah Mati Setelah Menyengat Manusia?

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh peneliti di Penn State mencoba mencari tahu mengapa itu bisa terjadi.

Dengan menggunakan data selama lima dekade dari seluruh AS, peneliti menganalisis faktor-faktor dan mekanisme potensial yang mungkin memengaruhi jumlah bunga yang tumbuh di berbagai wilayah dan jumlah madu yang dihasilkan oleh lebah madu.

Penyebab turunnya produksi madu

Mengutip Phys, Jumat (5/1/2024) peneliti menemukan bahwa perubahan hasil madu dari waktu ke waktu berkaitan dengan beberapa penyebab.

Misalnya saja penggunaan herbisida (pemberantas gulma) yang justru dapat mengurangi sumber nutrisi yang tersedia bagi lebah.

Lalu penggunaan lahan, seperti berkurangnya program konservasi lahan yang mendukung penyerbuk.

Hal tersebut bisa menjadi salah satu penyebab stres terbesar bagi penyerbuk karena berpengaruh pada kurangnya bunga yang menyediakan cukup serbuk sari dan nektar untuk makanan.

Baca juga: Kabar Buruk, Lebah Berpotensi Lenyap dari Eropa pada 2080

"Lebah madu merupakan penjelajah yang baik, mereka mengumpulkan nektar dari berbagai tanaman berbunga dan mengubah nektar tersebut menjadi madu," papar Christina Grozinger, rekan penulis studi ini.

"Jika peternak lebah melihat lebih sedikit madu, saya penasaran apakah itu berarti sumber daya bunga yang tersedia bagi penyerbuk secara keseluruhan juga lebih sedikit?," sambungnya.

Anomali cuaca tahunan pun turut berkontribusi terhadap perubahan hasil panen.

"Tidak jelas bagaimana perubahan iklim akan terus memengaruhi produksi madu, namun temuan kami dapat membantu memprediksi perubahan ini," ungkap Gabriela Quinlan, peneliti dari Penn State.

Produktivitas tanah atau kemampuan tanah untuk mendukung tanaman berdasarkan sifat fisik, kimia, dan biologisnya, merupakan faktor terpenting pula untuk menghasilkan madu.

Negara-negara bagian di daerah hangat dan dingin bisa menghasilkan madu yang lebih banyak bila memiliki tanah yang produktif.

Sayangnya, meski banyak penelitian yang meneliti pentingnya unsur hara dalam tanah, masih sedikit penelitian yang dilakukan mengenai bagaimana karakteristik tanah seperti suhu, tekstur, struktur memengaruhi sumber daya penyerbuk.

"Temuan kami memberikan wawasan berharga yang dapat diterapkan untuk meningkatkan model dan merancang eksperimen yang memungkinkan peternak lebah memprediksi hasil madu dan mengelola lahan untuk mendukung komunitas penyerbuk tanaman," tambah Quinlan.

Baca juga: Polusi Udara Bikin Lebah Sulit Temukan Bunga, Ini Akibatnya

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com