Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Lama Otak Bisa Bertahan Tanpa Oksigen?

Kompas.com - 04/01/2024, 11:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Otak menjalankan sistem saraf sehingga otak sangat membutuhkan oksigen untuk berfungsi.

Faktanya, otak menggunakan sekitar seperlima dari total pasokan oksigen di tubuh. Dalam hal ini, oksigen berperan untuk mengirimkan sinyal dan pesan saraf ke seluruh tubuh.

Tanpa oksigen, sel-sel otak akan mati dan dapat terjadi cedera otak. Kondisi ini dapat terjadi bahkan ketika cukup darah mencapai otak, misalnya saat menghirup asap atau karbon monoksida.

Ketika otak tidak mendapat cukup oksigen, sel-sel otak mulai mati. Kematian sel mungkin bisa terjadi dalam waktu 5 menit ketika oksigen rendah.

Berapa lama otak bisa bertahan tanpa oksigen?

Menurut Dr. Danny Gonzalez, ahli saraf vaskular dan asisten profesor di Barrow Neurological Institute, Phoenix, Arizona jawaban atas pertanyaan ini belum sepenuhnya jelas.

Baca juga: Ternyata Begini Otak Bekerja Saat Melamun

Otak manusia membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan organ lain di tubuh. Meskipun hanya menyumbang 2% dari rata-rata berat badan orang dewasa, otak menggunakan sekitar 20% darah beroksigen dan berisi bahan bakar yang dipompa oleh jantung.

Otak kita membutuhkan pasokan oksigen yang sangat besar untuk menjaga keseimbangan elektrolit, yakni mineral yang membawa muatan listrik dan merupakan kunci untuk menghantarkan impuls listrik dalam sistem saraf.

Ketidakseimbangan elektrolit ini mengganggu kemampuan neuron untuk mengirim pesan karena sel bergantung pada natrium dan kalium yang mengalir masuk dan keluar dari membrannya.

Aliran ini dikendalikan oleh "pompa" di membran neuron yang tidak berfungsi tanpa oksigen yang memadai.

Disfungsi pompa menyebabkan penumpukan natrium dan air dengan cepat hingga menyebabkan neuron membengkak. Meski demikian, mekanisme pasti di balik pembengkakan ini masih belum sepenuhnya dipahami.

Baca juga: Bagaimana Otak Menyimpan Memori dan Informasi?

Waktu yang dibutuhkan otak untuk mengalami kerusakan permanen atau mati total karena kekurangan oksigen bergantung pada beberapa faktor, termasuk tingkat dan durasi kehilangan oksigen.

Pasalnya, gangguan pasokan darah ke otak mungkin hanya terjadi sebagian, seperti pada kasus stroke atau cedera kepala tertentu, atau bisa juga total, seperti pada serangan jantung.

Stroke tidak akan menyebabkan sel-sel otak mati seketika, namun, semakin lama kekurangan oksigen berlangsung, semakin parah kerusakan pada otak.

Sebagaima yang telah disebutkan, dalam lima menit, oksigen rendah dapat menyebabkan koma, kejang, dan kematian neuron. Kabar baiknya, Sese masih dapat memulihkan fungsi otak secara substansial setelah stroke jika ditangani dengan cukup cepat.

Sementara itu, pada serangan jantung, aktivitas listrik spontan di permukaan otak menghilang dalam waktu 10 hingga 30 detik setelah aliran darah terhenti.

Baca juga: Studi Selama 12 Tahun Laporkan Efek Positif Pola Makan Mediterania bagi Kesehatan Otak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com