Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Efek Menggunakan Make-up yang Kedaluwarsa?

Kompas.com - 27/12/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Livestrong

KOMPAS.com - Make-up atau riasan sudah digunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.

Itu adalah salah satu bentuk ekspresi diri yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.

Baca juga: Paparan Bahan Kimia Make Up Bikin Anak Perempuan Pubertas Dini

Namun meski menyenangkan untuk digunakan, Anda juga harus teliti sebab make-up pun juga memiliki batas waktu pemakaian alias kedaluwarsa.

Itu biasanya akan tercantum di kemasan, yang mencakup bulan dan tahun kedaluwarsa.

"Produk riasan memiliki label yang digunakan untuk menandakan suatu produk akan bertahan berapa lama setelah dibuka," kata Michele Farber, dokter kulit bersertifikat di Schweiger Dermatology Group di Philadelphia.

Misalnya, 12 M menunjukkan Anda memiliki waktu satu tahun untuk menggunakan produk tersebut setelah membukanya.

Mengutip Livestrong, jika produk tidak memiliki label itu atau Anda lupa sudah beberapa bulan berlalu, Farber menyarankan untuk menggunakan indra dengan baik.

"Jika riasan berubah warna atau berbau tidak sedap, kemungkinan riasan sudah kedaluwarsa dan sebaiknya tidak gunakan," ungkap Marisa Garshick, dokter kulit bersertifikat di New York City.

Selain itu juga cek juga apakah ada perubahan tekstur seperti pemisahan dan perubahan konsistensi.

Menurut Cleveland Clinic tingkat kedaluwarsa riasan bervariasi tergantung pada produknya namun umumnya bertahan selama beberapa bulan hingga tahun.

Riasan krim atau cair cenderung lebih cepat kedaluwarsa dibandingkan riasan kering atau bubuk.

Baca juga: Tidur dengan Make-up? Lakukan Ini agar Kulit Tetap Sehat

Risiko menggunakan make-up kedaluwarsa

Dengan berbagai alasan, Anda mungkin tergoda untuk menggunakan riasan yang sudah kedaluwarsa.

Namun, dokter kulit mengatakan lebih baik untuk menghindari penggunaan produk yang sudah kedaluwarsa itu.

“Jika riasan telah kedaluwarsa, hal ini sering kali berarti bahan pengawet yang digunakan untuk membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang berlebihan mungkin tidak lagi efektif,” papar Garshick.

Hal ini dapat menyebabkan beberapa risiko, seperti misalnya berikut ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com