KOMPAS.com - Kita perlu memperhatikan kesehatan gigi, salah satunya dengan memperhatikan asupan makanan dan minuman.
Beberapa makanan sangat rentan meningkatkan potensi kerusakan gigi. Terlebih, jika kita tidak menyikat atau membersihkan gigi, plak akan mengeras dan berubah menjadi karang gigi.
Karang gigi bisa berada di atas atau di bawah garis gusi, dan keduanya menyebabkan radang gusi, yang merupakan suatu bentuk awal penyakit gusi.
Berikut adalah beberapa makanan yang dapat merusak kesehatan gigi.
Permen asam mengandung lebih banyak jenis asam berbeda yang lebih keras bagi kesehatan gigi.
Baca juga: Pasta Gigi Ini Bisa Atasi Reaksi Alergi Kacang yang Parah, Bagaimana Caranya?
Selain itu, karena kenyal, permen ini menempel di gigi lebih lama sehingga lebih rentan menyebabkan kerusakan.
Saat mengunyah roti, air liur memecah pati menjadi gula. Ketika roti menjadi seperti pasta bergetah di mulut, roti tersebut akan menempel pada celah di antara gigi. Hal inilah yang bisa menyebabkan gigi berlubang.
Saat minum alkohol, mulut menjadi kering. Mulut kering kekurangan air liur, yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan gigi.
Air liur mencegah makanan menempel pada gigi dan membersihkan partikel makanan. Bahkan, air liur membantu memperbaiki tanda-tanda awal kerusakan gigi, penyakit gusi, dan infeksi mulut lainnya.
Untuk membantu menjaga mulut tetap terhidrasi, minumlah banyak air dan gunakan obat kumur yang mengandung fluoride dan larutan hidrasi oral.
Baca juga: Mengapa Manusia Purba Punya Gigi yang Rapi?
Sebuah studi mengatakan, minuman berkarbonasi dalam jumlah besar dapat merusak kesehatan gigi.
Soda berkarbonasi memungkinkan plak menghasilkan lebih banyak asam untuk menyerang enamel gigi. Selain itu, soda berwarna gelap dan dapat menggelapkan atau menodai gigi.
Buah-buahan kering adalah camilan yang sehat, tetapi banyak buah-buahan kering yang bersifat lengket.
American Dental Association menyatakan bahwa buah-buahan kering mudah menempel di gigi dan celah-celahnya karena lengket sehingga meninggalkan gula.
Namun, data terbatas mengenai topik ini, dan para ahli perlu menyelesaikan penelitian lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.