KOMPAS.com - Stroberi merupakan buah berukuran kecil dengan warna merah merona dan rasa yang asam.
Stroberi banyak digunakan dalam berbagai olahan makanan dan minuman. Selain itu, stroberi juga sangat lezat jika disantap utuh dan segar.
Stroberi memiliki warna merah yang khas. Zat yang disebut antosianin adalah penyebab stroberi berwarna merah.
Penelitian telah mengidentifikasi lebih dari 25 antosianin berbeda yang terdapat dalam stroberi, dengan kadar yang bervariasi, bergantung pada varietasnya.
Antosianin utamanya adalah pelargonidin-3-glukosida yang memberi warna merah cerah, kemudian disusul oleh sianidin-3-glukosida.
Baca juga: Titik Putih pada Stroberi Bukanlah Biji, Lalu Apa?
Selain itu, mengekspos stroberi ke sinar UV setelah dipetik juga dapat meningkatkan kadar antosianin, yang pada akhirnya, menambah warna merah pada stroberi.
Uji laboratorium menunjukkan, antosianin merupakan antioksidan kuat dengan efek meningkatkan kesehatan, termasuk penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan sifat antikanker.
Namun, sulit untuk menilai seberapa aktif zat tersebut pada manusia setelah proses pencernaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stroberi liar memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan varietas komersial.
Selain kaya akan antosianin, stroberi juga termasuk buah dengan kandungan vitamin C yang tinggi. Satu cangkir irisan stroberi (166 gram) menyediakan 97 mg vitamin C.
Stroberi mengandung campuran vitamin C, mangan, flavonoid, folat, serta antioksidan bermanfaat lainnya yang beragam dan kuat.
Baca juga: Kenapa Pisang Termasuk Beri, tapi Stroberi Tidak?
Studi menunjukkan, karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan senyawa tanaman yang bermanfaat, makan stroberi secara teratur dapat membantu mengurangi risiko beberapa penyakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.