Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlian, Batu Permata yang Terpendam Paling Dalam di Bumi

Kompas.com - 23/10/2023, 19:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian besar batu permata berasal dari kedalaman 5 hingga 40 km di bawah tanah, namun ada juga beberapa batu permata yang terpendam jauh lebih dalam.

Lantas, batu permata apa yang ditemukan paling dalam, dan bagaimana cara menemukannya?

Menurut Lee Groat, ahli mineralogi di Universitas British Columbia, batu permata terdalam yang diketahui adalah berlian, yang selama ini dicari karena keindahannya, kegunaannya dalam industri, dan lain-lain.

Cara berlian terbentuk masih belum sepenuhnya dipahami, namun percobaan laboratorium menunjukkan bahwa batu permata ini hanya dapat mengkristal di bawah tekanan ekstrem.

Sebagian besar batuan alami telah ditelusuri hingga ke mantel atas, yakni pada kedalaman antara 150 hingga 300 km, dengan tekanan lebih dari 20.000 atmosfer.

Untuk waktu yang lama, hal ini menempatkan berlian bersaing dengan permata yang disebut peridot untuk mendapatkan gelar sebagai batu permata yang paling dalam keberadaannya.

Baca juga: Studi Sebut Berlian Bisa Ungkap Rahasia tentang Bumi, Apa Itu?

Peridot adalah bentuk permata dari mineral yang disebut olivin yang membentuk lebih dari separuh mantel atas, yang membentang dari dasar kerak Bumi hingga 410 km.

Namun, pada tahun 2016, para ilmuwan menggambarkan kumpulan berlian super dalam yang bersumber dari sekitar 660 km, dan kumpulan berlian lainnya pada tahun 2021 yang bersumber dari kedalaman 750 km.

Untuk mendapatkan perkiraan tersebut, para peneliti mempelajari pola kristalisasi berlian serta inklusinya, yakni potongan mineral atau cairan yang terkubur di dalam permata sejak terbentuk.

Inklusi mineral yang disebut bridgmanite dan lelehan besi-nikel-karbon-sulfur memberi tahu para ilmuwan bahwa berlian super dalam ini kemungkinan besar terbentuk di mantel bawah, yang terdiri dari sekitar 75% bridgmanite, dan terbentuk dari logam cair.

Selain itu, berlian juga dianggap sangat tua. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa berlian di permukaan saat ini mungkin terbentuk pada 3,5 miliar tahun yang lalu, meskipun banyak di antaranya yang jauh lebih muda.

Baca juga: Berlian Masih Tak Sekeras Lonsdaleit, Material Apa Itu?

Umur panjang berlian disebabkan oleh kekuatan ikatan kimianya. Berlian terbuat dari karbon, dan karena terbentuk di bawah tekanan, dibutuhkan gaya yang besar untuk memutuskan ikatannya.

Ahli gemologi tidak perlu menggali lebih dalam ke dalam Bumi untuk mempelajari hal ini. Sebaliknya, berlian dibawa ke permukaan oleh jenis magma unik yang disebut kimberlite.

Di luar nilai estetika dan kekerasan alaminya, berlian mengandung informasi ilmiah yang tak ternilai harganya, kata Ananya Mallik, ahli petrologi eksperimental di Universitas Arizona.

Mallik mengungkapkan, dalam banyak kasus, berlian adalah satu-satunya sumber yang dimiliki para peneliti untuk memahami susunan interior planet dan proses yang terjadi di sana.

Dengan mempelajari batu permata ini, para ilmuwan mengetahui bahwa Bumi pada masa awal belum seaktif sekarang secara tektonik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com