Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Amati "Kerutan" Merkurius yang Terus Menyusut Selama Miliaran Tahun

Kompas.com - 08/10/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Merkurius, planet terkecil di tata surya, telah mengalami pendinginan dan penyusutan selama miliaran tahun.

Penyusutan ini menciptakan parut raksasa di permukaannya, yang dikenal sebagai lobate scarps, yang muncul ketika permukaan batuan Merkurius melengkung akibat penyusutan.

Para ahli geologi tidak yakin kapan tepatnya parut ini terbentuk atau apakah Merkurius masih terus membuat parut baru karena terus mendingin.

Pengamatan para ahli

Penelitian yang diterbitkan pada 2 Oktober di jurnal Nature Geoscience telah mengamati parut tersebut secara lebih dekat.

Para peneliti pun menemukan retakan kecil yang menunjukkan bahwa parut itu pasti telah berpindah dalam 300 juta tahun terakhir.

Baca juga: Berapa Lama Satu Hari di Merkurius?

David Rothery, ahli geologi di The Open University, Inggris, mengibaratkan parut ini seperti kerutan yang terbentuk pada apel seiring bertambahnya usia, hanya saja apel menyusut karena mengering, sedangkan Merkurius menyusut karena menjadi dingin.

Gambar jarak dekat terbaru yang diperoleh tim peneliti ini didapat dari pesawat ruang angkasa Messenger milik NASA, yang mengorbit Merkurius selama lebih dari satu dekade, yakni dari tahun 2004 hingga 2015.

Tim tersebut melihat grabens, istilah geologis untuk retakan kecil yang sejajar dengan garis patahan, tepat di sebelah lobate scarps.

Grabens terbentuk dari garis patahan yang mencoba membengkokkan sebongkah batu kaku. Peneliti menemukan 48 graben yang dikonfirmasi dan 244 fitur lainnya yang kemungkinan merupakan graben.

Baca juga: Berapa Lama Perjalanan dari Bumi ke Merkurius?

Peneliti menentukan usia batuan tersebut menggunakan informasi tentang “impact gardening”, yakni dengan mempertimbangkan seberapa cepat debu yang dihasilkan dari tumbukan meteor mengaburkan fitur-fitur di permukaan Merkurius.

Berdasarkan betapa kaburnya gambar graben yang didapat, tim menghitung bahwa graben tersebut berusia sekitar 300 juta tahun.

Untuk pengamatan lebih lanjut, misi Eropa BepiColombo yang akan mulai mengorbit Merkurius pada tahun 2025, diharapkan dapat memberikan lebih banyak informasi tentang geologi planet ini, termasuk gambaran definisi tinggi mengenai kerutannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com