Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2023, 09:33 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahukah Anda ada rempah-rempah di Bumi yang lebih berharga daripada emas?

Ya, itu adalah saffron.

Baca juga: Seni Kuno Ungkap Asal Muasal Saffron, Rempah Termahal di Dunia

Anda mungkin pernah melihatnya. Penampakannya berupa potongan merah lembut dan hanya membutuhkan sedikit saja untuk memberikan pengaruh besar pada rasa.

Mengutip IFL Science, Jumat (6/10/2023) saffron berasal dari kepala putik bunga ungu saffron crocus. Kepala putih berwarna oranye terang tersebut membawa serbuk sari sebagai bagian dari sistem reproduksi betina bunga.

Lantas apa yang membuat saffron menjadi sangat mahal? Salah satu alasannya adalah kesulitan saat memanennya.

Panen saffron

Saffron dipanen dari tiga kepala putik di tengah setiap bunga dan harus dipetik sendiri.

Artinya perlu sekitar 75.000 bunga untuk menghasilkan 453 gram saffron.

Ditambah fakta bahwa bunga ini hanya mekar di belahan dunia tertentu selama beberapa minggu dalam setahun, membuat makin sulit untuk memanennya.

Setelah dipetik, saffron sangat rapuh dan harus ditangani dengan hati-hati sehingga membuat proses budidayanya menjadi lebih rumit dan mahal.

Saffron kemudian dikeringkan yang penampakkannya sering terlihat berada di atas nampan.

Sekali lagi proses pengeringan itu juga memakan biaya, waktu, dan juga tidak dapat dilakukan dengan buru-buru.

Baca juga: 5 Khasiat Saffron untuk Kesehatan

Harga saffron

Harga pasaran untuk saffron asli berkisar antara 31.240.000 hingga 156.200.000 per 453 gram.

Jadi tidak mengherankan jika rempah ini disebut pula dengan emas merah.

Nilainya yang mahal ini membuat beberapa orang pun lantas mencoba untuk mencampurnya dengan rempah-rempah lain seperti kulit kayu, paprika, atau bahkan potongan kertas merah.

Kunci dari saffron yang autentik dan berkualitas tinggi terletak pada aromanya, yang berarti saffron tersebut memenuhi standar tinggi selama proses produksinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com