Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Ancaman Bencana Hidrometeorologi yang Harus Diwaspadai?

Kompas.com - 13/09/2023, 19:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar masyarakat dapat mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di musim hujan.

Ancaman bencana hidrometeorologi ini terutama berpotensi terjadi di wilayah yang diperkirakan mengalami musim hujan di atas normal.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam siaran persnya, Jumat (8/9/2023) lalu mengatakan awal musim hujan di Indonesia, secara umum diprediksi terjadi pada November 2023 mendatang.

Baca juga: BMKG Ingatkan Ancaman Bencana Hidrometeorologi Pasca Gempa Bumi di Pasaman Barat

Akan tetapi, musim hujan tidak terjadi serentak di seluruh wilayah. Sedangkan periode puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari dan Februari 2024.

Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan secara umum, musim hujan 2023-2024 diperkirakan bersifat normal di sebagian besar wilayah di Indonesia.

Akan tetapi, musim hujan dengan sifat 'atas normal', yakni curah hujan lebih tinggi dari rata-rata normal diperkirakan terjadi di 69 Zona Musim di Indonesia. Di antaranya seperti di sebagian besar wilayah Sumatera dan Sulawesi.

Ancaman bencana hidrometeorologi

Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau agar kementerian atau lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat umum, terutama di wilayah yang mengalami musim hujan 'atas normal', dapat mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi.

Wilayah ini, kata Dwikorita, diperkirakan mengalami peningkatan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

Baca juga: Waspada Bencana Hidrometeorologi, BMKG Beri 3 Saran Mitigasi

Terkait hal ini, pemerintah daerah diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara-cara menghadapi risiko bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi selama musim hujan, serta pentingnya memerhatikan peringatan dini.

"Kami berharap informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini dapat dijadikan sebagai acuan pemerintah daerah dan sektor terkait untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action), dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan adanya bencana hidrometeorologi," ujar Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita juga memaparkan perkembangan iklim terkait fenomena iklim yang disebabkan oleh El Nino.

Baca juga: Puncak Musim Hujan Indonesia, Ini Wilayah Waspada Risiko Bencana Hidrometeorologi

Sejak mulai muncul pada pertengahan Mei 2023 lalu, gangguan iklim El Nino terus menunjukkan perkembangan. Laporan BMKG menyebutkan, fenomena El Nino di Indonesia telah mencapai level moderat sejak akhir Juli 2023.

Dwikorita menjelaskan, saat ini, indeks El Nino berada pada nilai +1.504, dan kondisi El Nino moderat diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024.

Sementara itu, berdasarkan pemantauan anomali suhu muka laut di Samudra Hindia menunjukkan adanya kondisi IOD Positif dengan indeks saat ini sebesar +1.527 dan diperkirakan dapat tetap positif hingga akhir tahun 2023.

Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan, superposisi fenomena El Nino dan IOD (+) menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia menjadi lebih sedikit dari normalnya.

Dampaknya, ini berkaitan dengan kondisi curah hujan yang renda sebagai penyebab kekeringan di Indonesia.

Baca juga: Waspada Bencana Hidrometeorologi Sepanjang Tahun 2022, Ini Prediksi dan Imbauannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com