Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Jelaskan Efek Kopi bagi Metabolisme Tubuh dan Berat Badan

Kompas.com - 07/08/2023, 14:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Banyak di antara kita yang bergantung pada secangkir kopi setiap hari untuk memulai hari dengan lebih semangat. Selain efek meningkatkan energi, kopi telah dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan lainnya.

Kopi mengandung kafein, yang diketahui dapat membantu memobilisasi lemak dari jaringan lemak dan meningkatkan metabolisme.

Tetapi, jika demikian, apakah kopi benar-benar membantu untuk menurunkan berat badan?

Kopi dapat meningkatkan metabolisme

Waktu ketika tubuh membakar kalori saat istirahat disebut resting metabolic rate (RMR).

Semakin tinggi tingkat metabolisme tubuh, semakin mudah bagi kita untuk menurunkan berat badan dan semakin banyak yang bisa kita konsumsi tanpa menambah berat badan.

Baca juga: Studi: Minum Kopi 2-3 Cangkir Per Hari Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Dilansir dari Healthline, studi menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan RMR sebesar 3-11%, dengan dosis yang lebih tinggi memiliki efek yang juga lebih besar.

Menariknya, sebagian besar peningkatan metabolisme disebabkan oleh peningkatan pembakaran lemak. Namun, efeknya kurang signifikan pada orang yang mengalami obesitas.

Satu studi menunjukkan bahwa kafein meningkatkan pembakaran lemak sebanyak 29% pada orang kurus, sedangkan peningkatannya hanya sekitar 10% pada orang gemuk.

Efeknya juga tampak menurun seiring bertambahnya usia dan lebih berpengaruh pada individu yang lebih muda.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Manfaat Minum Kopi Sebelum Tidur Siang

Kopi dapat membantu memobilisasi lemak dari jaringan lemak

Kafein merangsang sistem saraf, yang mengirimkan sinyal langsung ke sel-sel lemak untuk "menugaskan" sel-sel tersebut agar memecah lemak. Fungsi ini dilakukan dengan meningkatkan kadar hormon epinefrin dalam darah.

Epinefrin, juga dikenal sebagai adrenalin, mengalir melalui darah ke jaringan lemak, memberi sinyal untuk memecah lemak dan melepaskannya ke dalam darah.

Tentu saja, melepaskan asam lemak ke dalam darah tidak membantu tubuh menghilangkan lemak, kecuali kita membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi melalui diet. Kondisi ini dikenal sebagai keseimbangan energi negatif.

Tubuh kita dapat mencapai keseimbangan energi negatif dengan makan lebih sedikit atau berolahraga lebih banyak. Strategi pelengkap lainnya adalah mengonsumsi suplemen pembakar lemak seperti kafein.

Baca juga: Apakah Orang yang Sakit Boleh Minum Kopi?

Kopi dan penurunan berat badan jangka panjang

Dalam jangka pendek, kafein dapat meningkatkan laju metabolisme dan meningkatkan pembakaran lemak, tetapi setelah beberapa saat, tubuh menjadi toleran terhadap efeknya.

Meskipun kopi tidak membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak kalori dalam jangka panjang, masih ada kemungkinan kopi dapat menurunkan nafsu makan dan membantu kita makan lebih sedikit.

Dalam sebuah penelitian, kafein memiliki efek mengurangi nafsu makan pada pria, tetapi tidak pada wanita. Namun, penelitian lain menunjukkan tidak ada efek berarti pada pria.

Apakah kopi atau kafein dapat membantu kita menurunkan berat badan dalam jangka panjang mungkin bergantung pada masing-masing individu. Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti terkait efek jangka panjang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com