KOMPAS.com - Prokrastinasi atau kebiasaan menunda-nunda pekerjaan mungkin sering dilakukan oleh sebagian dari kita.
Orang yang sering menunda pekerjaan biasanya baru menyelesaikan tugasnya di menit-menit terakhir atau bahkan melewati tenggat waktu.
Meskipun bukan merupakan gangguan kesehatan mental, terbiasa menunda pekerjaan dapat menyebabkan tekanan psikologis. Bahkan, perilaku ini dapat berdampak negatif pada kehidupan pribadi, sekolah, atau pekerjaan.
Prokrastinasi adalah perilaku yang dibiasakan sehingga kita juga bisa untuk tidak membiasakannya.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Kebiasaan Bangun saat Tengah Malam
Langkah awal yang baik untuk mengatasi kebiasaan ini adalah mengakui bahwa kita memang sering menunda-nunda pekerjaan. Setelah menyadarinya, kita dapat mencari tahu apa yang menyebabkan kita sering menunda-nunda pekerjaan.
Dilansir dari Verywell Health, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan menunda pekerjaan:
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Kecanduan Pornografi?
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab prokrastinasi, salah satunya adalah gagasan bahwa kita harus merasa terinspirasi atau termotivasi untuk mengerjakan tugas.
Selengkapnya, dilansir dari Verywell Mind, berikut adalah beberapa penyebab prokrastinasi:
Para peneliti mengatakan, prokrastinasi dapat sangat menonjol di kalangan siswa.
Sebuah analisis meta tahun 2007 yang diterbitkan dalam Psychological Bulletin menemukan, antara 80 persen hingga 95 persen mahasiswa terbiasa menunda-nunda, terutama ketika harus menyelesaikan tugas.
Menurut peneliti, ada beberapa distorsi kognitif utama yang menyebabkan prokrastinasi di kalangan akademik, yakni:
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Mengigau saat Tidur?
Prokrastinasi juga bisa disebabkan oleh depresi. Perasaan putus asa, tidak berdaya, dan kekurangan energi dapat membuat seseorang sulit untuk memulai dan menyelesaikan tugas yang paling sederhana.
Depresi juga dapat menyebabkan keraguan diri. Ketika seseorang tidak dapat menemukan cara untuk menangani suatu tugas atau merasa tidak mampu, ia mungkin cenderung untuk menundanya dan mengerjakan tugas lain.
Prokrastinasi juga cukup umum pada orang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Baca juga: Cara Mengatasi Gangguan Sexsomnia atau Seks Tidur
Salah satu alasannya adalah OCD kerap dikaitkan dengan perfeksionisme yang tidak sehat dan maladaptif, yang menyebabkan ketakutan akan membuat kesalahan baru, keraguan tentang apakah ia melakukan sesuatu dengan benar, dan kekhawatiran atas ekspektasi orang lain terhadapnya.
Banyak orang dewasa dengan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) memiliki kecenderungan prokrastinasi.
Ketika ia sangat terganggu oleh rangsangan dari luar, serta pikiran internal, mungkin sulit untuk memulai suatu tugas, terutama jika tugas itu dianggap sulit atau tidak menarik baginya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.