KOMPAS.com - Beberapa orang merasa lebih sering digigit nyamuk. Akibatnya, mereka kerap mengalami gatal-gatal dan kemerahan di kulit.
Rupanya, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kehamilan dan metabolisme tubuh.
Melansir Smithsonian Magazine, berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan seseorang lebih sering digigit nyamuk.
Salah satu cara utama nyamuk menemukan targetnya adalah dengan mencium karbon dioksida yang dikeluarkan saat bernapas.
Nyamuk menggunakan organ, yang disebut palp maksila, untuk mendeteksi karbon dioksida dari jarak yang jauh.
Baca juga: Seperti Apa Spesies Nyamuk Baru yang Ditemukan di Florida?
Akibatnya, orang yang menghembuskan lebih banyak gas karbon dioksida, umumnya adalah orang yang bertubuh lebih besar, lebih menarik bagi nyamuk.
Hal ini juga menjelaskan mengapa anak-anak lebih jarang digigit nyamuk daripada orang dewasa.
Selain karbon dioksida, nyamuk mencari target dari jarak dekat dengan mencium bau asam laktat, amonia, dan zat lain yang dikeluarkan melalui keringat. Selain itu, nyamuk juga tertarik pada orang dengan suhu tubuh lebih tinggi.
Karena olahraga berat meningkatkan penumpukan asam laktat dan panas dalam tubuh, hal ini mungkin membuat kita lebih menarik bagi serangga.
Baca juga: Apa Bukti Nyamuk adalah Hewan Paling Berbahaya di Dunia?
Penelitian lain menunjukkan bahwa jenis dan volume bakteri tertentu yang secara alami hidup di kulit manusia memengaruhi daya tarik nyamuk terhadap kita.
Dalam sebuah studi tahun 2011, para ilmuwan menemukan bahwa memiliki beberapa jenis bakteri dalam jumlah besar membuat kulit kita lebih menarik bagi nyamuk.
Ini juga mungkin menjadi alasan mengapa nyamuk sangat sering menggigit pergelangan kaki dan kaki, yang secara alami memiliki koloni bakteri yang lebih kuat.
Dalam beberapa studi yang berbeda, wanita hamil diketahui lebih sering mengalami gigitan nyamuk, kira-kira dua kali lebih sering daripada yang lain.
Baca juga: Nyamuk di Kamboja dan Vietnam Kebal terhadap Insektisida
Ini mungkin disebabkan oleh dua faktor, mereka menghembuskan karbon dioksida sekitar 21 persen lebih banyak dan memiliki suhu tubuh yang lebih hangat.
Secara keseluruhan, faktor genetik berkontribusi sekitar 85 persen dalam hal daya tarik nyamuk terhadap kita, terlepas dari apakah itu ditonjolkan melalui metabolisme, karbon dioksida, atau faktor lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.