Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Kompas.com - 12/11/2022, 13:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon wanita. 

Ketidakseimbangan hormon ini yang menyebabkan periode menstruasi terlewat dan sulit hamil.

PCOS merupakan "sindrom" atau sekelompok gejala yang memengaruhi ovarium dan ovulasi.

Tiga fitur utama PCOS adalah kista di ovarium, kadar hormon pria yang tinggi, dan periode tidak teratur atau dilewati.

PCOS juga menyebabkan pertumbuhan rambut di wajah, dan tubuh, serta kebotakan. 

Baca juga: Anatomi Ovarium: Letak, Bentuk, Ukuran, dan Struktur

Selain itu, PCOS dapat berkontribusi pada masalah kesehatan jangka panjang seperti diabetes dan penyakit jantung.

Apa penyebab PCOS?

Dilansir dari Healthline, penyebab PCOS mungkin tidak dapat dipastikan.

Namun, dipercaya bahwa kadar hormon yang tidak seimbang mencegah ovarium memproduksi hormon dan membuat sel telur secara normal.

Gen, resistensi insulin, dan peradangan semuanya terkait dengan produksi androgen yang berlebih.

1. Genetika

Studi menunjukkan bahwa PCOS dapat diturunkan dalam keluarga. Kemungkinan banyak gen, bukan hanya satu, yang berkontribusi pada kondisi tersebut.

Baca juga: 3 Fungsi Utama Ovarium, Bukan Hanya Menghasilkan Ovum

2. Resistensi insulin

Hingga 70 persen wanita dengan PCOS memiliki resistensi insulin, artinya sel mereka tidak dapat menggunakan insulin dengan baik.

Insulin adalah hormon yang diproduksi pankreas untuk membantu tubuh menggunakan gula dari makanan untuk energi.

Ketika sel tidak dapat menggunakan insulin dengan baik, permintaan tubuh akan insulin meningkat. 

Pankreas akan membuat lebih banyak insulin untuk mengimbanginya. 

Insulin ekstra inilah yang memicu ovarium untuk menghasilkan lebih banyak hormon pria.

Baca juga: Tanda dan Gejala Kanker Ovarium yang Harus Dicurigai

3. Peradangan

Wanita dengan PCOS sering mengalami peningkatan tingkat peradangan di tubuh. Kelebihan berat badan juga dapat menyebabkan peradangan. 

Studi telah menghubungkan peradangan berlebih dengan kadar androgen yang lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com