Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2022, 18:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker ovarium disebut sebagai pembunuh senyap (silent killer) karena meningkatkan risiko kematian bagi perempuan yang mengalaminya.

Berdasarkan data Globocan 2020, tercatat 14.896 kasus baru kanker ovarium dengan angka kematian 9.851 setiap tahunnya di Indonesia.

Hal tersebut membuat kanker ovarium menempati urutan lima teratas dari kanker yang khusus terjadi pada perempuan.

Bahkan, penelitian lainnya menunjukkan bahwa satu dari 78 wanita berisiko menderita kanker ovarium dalam hidup mereka.

Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Dr dr Brahmana Askandar SpOG(K), K-Onk, berkata bahwa sebutan kanker ovarium sebagai pembunuh senyap atau silent killer itu bukan tanpa alasan.

Pasalnya, penyakit ini sering kali tidak memiliki gejala khas yang dapat diidentifikasi atau disadari secara langsung.

Baca juga: Mengenal Kanker Ovarium: Gejala, Penyebab, Jenis, hingga Stadiumnya

"Kanker ovarium merupakan salah satu kanker yang dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala apapun di stadium awal," kata Brahmana dalam diskusi daring bertajuk Kampanye 10 Jari, Kamis (13/1/2022).

Lebih lanjut, Brahmana mengatakan, hanya 20 persen dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal.

Sementara itu, kurang lebih ada sekitar 26 wanita yang meninggal dunia setiap harinya karena penyakit kanker yang satu ini, karena kebanyakan pasien datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi tumor ganas stadium lanjut.

Dengan begitu, kata Brahmana, menjadi hal penting untuk dapat menemukan tumor ganas yang menyerang ovarium ini lebih dini. Sebab, 94 persen pasien dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis saat kanker baru stadium awal.

"Musuh utama dari kanker ovarium adalah kekambuhan karena sebagian besar ditemukan tidak dalam stadium dini," kata Brahmana.

Apa itu kanker ovarium?

Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduksi perempuan yang salah satu fungsinya adalah sebagai tempat pematangan sel telur. Ovarium terletak di pelvis rongga bagian bawah perut.

Nah, sel kanker berbeda dengan sel normal pada beberap hal, yaitu sel kanker berkembang secara tidak terkontrol, dapat tumbuh atau menginvasi jaringan lain sehingga tidak jarang ditemukan  menginvasi tuba fallopi dan rahim dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh darah atau pembuluk limfatik.

Saat sel kanker ini sudah menginvasi organ tubuh lainnya, pada umumnya tumor ganas tersebut sudah berada di fase stadium lanjut, seperti 3 atau 4.

Kanker ovarium masih bisa diberikan pengobatan, tetapi taraf angka harapan hidup juga bergantung pada stadium kanker yang diderita, serta kondisi penyakit lainnya yang diderita pasien.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com