KOMPAS.com - Jenis penyakit jantung yang paling umum adalah penyakit jantung koroner, yang memengaruhi aliran darah ke jantung. Penurunan aliran darah dapat menyebabkan serangan jantung.
Seringkali penyakit jantung muncul dalam "diam", sehingga tidak terdiagnosis sampai seseorang mengalami tanda atau gejala serangan jantung, gagal jantung, atau aritmia.
Baca juga: Penyakit Jantung Koroner, Ketahui Penyebab dan Cara Mendiagnosisnya
Ketika kondisi tersebut terjadi, kemungkinan akan muncul gejala berikut:
Serangan jantung: Nyeri dada luar biasa, nyeri punggung atau leher bagian atas, gangguan pencernaan, mulas, mual atau muntah, kelelahan ekstrem, ketidaknyamanan tubuh bagian atas, pusing, dan sesak napas.
Aritmia: Perasaan berdebar-debar di dada (palpitasi).
Gagal jantung: Sesak napas, kelelahan, atau pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, tungkai, perut, atau vena leher.
Apakah serangan jantung dapat dicegah? Kabar baiknya adalah, bahwa 80% dari serangan jantung prematur dapat dicegah.
Melansir laman WHO, kunci utama mencegah penyakit jantung, termasuk serangan jantung adalah pola makan sehat, aktivitas fisik yang teratur, dan tidak merokok.
Selain itu, penting juga untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengendalikan faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi atau diabetes.
Pola makan seimbang sangat penting untuk kesehatan jantung dan sistem sirkulasi darah. Makanan ini harus mencakup banyak buah dan sayuran, biji-bijian, daging tanpa lemak, ikan, dan kacang-kacangan, dengan membatasi asupan garam, gula, dan lemak.
Setidaknya 30 menit berolahraga atau aktivitas fisik secara teratur setiap hari akan membantu menjaga kebugaran kardiovaskular.
Sedangkan minimal 60 menit 4 hari dalam seminggu dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, yang mana juga akan berdampak pada kesehatan jantung.
Baca juga: Waspadai, Serangan Jantung Berpotensi Terjadi Lebih dari Sekali
Tembakau dalam segala bentuk sangat berbahaya bagi kesehatan, entah itu rokok, cerutu, pipa, atau tembakau kunyah.
Paparan asap rokok juga berbahaya. Merokok sangat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dikatakan dokter spesialis jantung dr Siska Suridanda Danny, Sp.JP(K), berdasarkan data nasional, 65 persen pasien serangan jantung di Indonesia adalah perokok.