Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transplantasi Ginjal Tanpa Imunosupresan, Ilmuwan Jelaskan

Kompas.com - 20/06/2022, 18:09 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Secara harfiah, transplantasi organ dapat membantu menyelamatkan nyawa seseorang. Namun, dalam metodenya tak terlepas dari pentingnya imunisupresan pasca-operasi transplantasi organ, ginjal misalnya, dilakukan.

Perawatan obat imunosupresi harus dikonsumsi pasien atau penerima transplantasi organ selama seumur hidup untuk menjaga sistem kekebalan tetap terkendali.

Saat ini, para ilmuwan melakukan inovasi dan berhasil melakukan tiga transplantasi organ ginjal pada anak-anak di California, tanpa perlu penekanan kekebalan tubuh.

Transplantasi menggunakan metode baru ini meminimalkan risiko penolakan ginjal.

Artinya, penerima organ terbebas dari imunosupresan dan efek samping terkait, termasuk peningkatan risiko kanker dan diabetes.

Hal tersebut juga mengurangi kemungkinan transplantasi kedua yang mungkin diperlukan karena penolakan transplantasi organ pertama.

Baca juga: Ilmuwan Berhasil Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia

"Membebaskan pasien dengan aman dari imunosupresi seumur hidup setelah transplantasi ginjal adalah mungkin," kata Alice Bertaina, seorang profesor pediatri di Stanford University di California seperti dikutip dari Science Alert, Senin (20/6/2022).

Ketiga anak yang mendapatkan transplantasi ginjal tersebut memiliki penyakit genetik sangat langka, disebut Schimke immuno-osseous dysplasia (SIOD), yang membatasi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan dapat menyebabkan gagal ginjal.

"SIOD adalah kelainan langka yang melibatkan imunodefisiensi, yang tidak diragukan lagi berkontribusi pada pencapaian pengerjaan HSCT donor yang sukses," papar Thomas Spitzer dan David Sachs dari Rumah Sakit Umum Massachusetts.

Teknik transplantasi ginjal tanpa Imunosupresan

Adapun teknik inovatif ini bekerja dengan mentransplantasikan sistem kekebalan donor secara aman ke pasien, melalui sel punca dari sumsum tulang, sebelum ginjal dipindahkan atau transplantasi organ imun ganda.

Metode tersebut telah dicoba sebelumnya, tapi jumlah keberhasilan masih terbatas. Namun di sini, ditambahkan proses ekstra dengan dilakukan penipisan sel T alfa-beta dan sel B CD19.

Hal tersebut berarti menghilangkan jenis sel kekebalan yang menyebabkan penyakit graft-versus-host atau GVHD, komplikasi yang berpotensi mematikan dan berisiko berkembang saat teknik transplantai organ serupa telah digunakan di masa lalu.

Baca juga: 6 Mitos Transplantasi Ginjal yang Jangan Dipercaya Lagi, Ini Faktanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com