Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Kembali Dilakukan, Apa Hasilnya?

Kompas.com - 22/12/2021, 16:32 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Para ahli bedah dari NYU Langone Health kembali melakukan eksperimen transplantasi ginjal babi ke manusia untuk kedua kalinya.

Keberhasilan ini diumumkan setelah prosedur transplantasi ginjal babi yang dimodifikasi pertama pada bulan Oktober lalu dilakukan.

Pencapaian tindakan xenotransplantasi atau transplantasi organ dari binatang ke manusia ini disebut memberi harapan baru bagi pasien yang membutuhkan transplantasi ginjal.

Eksperimen transplantasi ginjal babi pertama dilakukan terhadap seorang pasien yang mengalami mati otak.

Keluarganya mengizinkan dokter untuk melakukan tindakan operasi tersebut sebelum penopang hidupnya dimatikan.

Saat ini, para ahli bedah yang sama, kembali mengulangi prosedur tersebut pada individu yang baru saja meninggal setelah dirawat dengan ventilator.

Baca juga: Ilmuwan Berhasil Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia

 

 

Mereka melakukan transplantasi ginjal babi yang tidak memiliki gen alpha-gal ke pasien tersebut.

Kendati demikian, kedua operasi yang telah diselesaikan ini masih dalam tahap eksperimental yang melibatkan orang-orang dengan keinginan untuk hidup dengan ginjal babi.

Disebutkan para peneliti, tantangan dari riset ini adalah sistem kekebalan tubuh manusia yang tidak siap menerima benda asing dari luar, sehingga organ dari spesies lain yang ditempelkan ke tubuh akan ditolak secara alami.

Contohnya, pada sebagian besar mamalia selain manusia menghasilkan gula bernama alpha-gal, penyisipan molekul ini ke dalam tubuh memicu respons antibodi untuk menghancurkan material yang dianggap sedang menyerang.

Oleh karenanya, ahli bedah menggunakan ginjal babi yang telah direkayasa secara genetik.

“Kami telah mampu meniru hasil dari prosedur transformatif pertama (transplantasi ginjal babi ke manusia) untuk menunjukkan janji berkelanjutan bahwa organ rekayasa genetika ini dapat menjadi sumber organ terbarukan bagi banyak orang di seluruh dunia untuk menyelamatkan jiwa,” ujar kepala ahli bedah Dr Robert Montgomery, seperti dilansir dari Scitech Daily, Rabu (15/12/2021).

Baca juga: 6 Mitos Transplantasi Ginjal yang Jangan Dipercaya Lagi, Ini Faktanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com