Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panda Merah Terancam Punah, Ini Saran Ahli untuk Menyelamatkannya

Kompas.com - 09/06/2022, 11:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti dari The University of Queensland, Australia, Damber Bista mengungkapkan, bahwa panda merah atau red panda (Ailurus fulgens) semakin menghadapi ancaman kepunahan.

Selama satu tahun Bista dan timnya dari University of Southern Queensland, Red Panda Network, dan Rotterdam Zoo, bekerja sama dengan melacak panda merah di Nepal menggunakan telemetri GPS yang dimonitor dari Australia.

Hasilnya menunjukkan, aktivitas manusia menyebabkan mamalia yang pandai memanjat pohon itu, membatasi pergerakan lantaran kehilangan habitat aslinya di hutan.

Baca juga: Antelope Saiga, Hewan Berhidung Unik yang Hampir Punah Dua Kali

Dari temuannya itu, Bista mencatat kondisi itu mengartikan tanda bahaya bagi keberadaan panda merah di dunia.

"Temuan penelitian kami menunjukkan, bahwa pola fragmentasi habitat dan eksploitasi hutan saat ini, mulai dari proyek infrastruktur seperti jalan baru, meningkatkan ancaman terhadap panda merah," ujarnya dilansir dari Science Daily, Senin (6/6/2022).

Pada akhirnya panda merah mengubah aktivitasnya agar meminimalkan interaksi dengan hal lain yang dianggap mengganggu termasuk manusia, anjing, atau ternak.

Hal itu, disebut telah memengaruhi interaksi alami antara hewan, yang mengakibatkan isolasi di antara populasinya.

Sejak beberapa tahun ke belakang, Bista memang telah mempelajari panda merah. Kemudian, di tahun 2019 ia berkunjung ke Nepal dan memakaikan alat pelacak sehingga bisa memantau pergerakan mereka melalui satelit.

"Pelacakan satelit memungkinkan saya untuk memantau panda merah dari jarak jauh di Brisbane, sementara saya mengandalkan teman dan kolega di Nepal untuk memasang kamera dan melakukan survei lapangan," terang Bista.

Dalam studi yang dipublikasikan di Landscape Ecology tahun 2021, para peneliti mengawasi dengan ketat seekor panda merah jantan dewasa bernama Chintapu, dinamai sesuai lokasi ditemukannya.

Chintapu dikenal sangat aktif berkeliaran, dan dalam waktu 24 jam mamalia itu menempuh jarak hingga 5 km yang sebelumnya belum pernah dilakukan panda merah lain.

Selain itu, tim juga mengamati pergerakan panda betina bernama Paaruhaang, Mechaachaa, serta Ninaammaa. Selama satu tahun, mereka turut melacak pergerakan panda merah bernama Brian

“Sulit untuk mengetahui berapa banyak panda merah yang tersisa di dunia, tetapi diperkirakan ada 10.000 yang tersisa di alam liar, dan antara 500 hingga 1.000 ekor berada di Nepal,” terangnya.

Baca juga: Kenapa Badak Jawa Terancam Punah?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com