Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Pohon Tertua di Dunia | Gempa Lampung di Zona Seismic Gap | Kenapa Mars Jadi Planet Kering | Buta Warna Parsial

Kompas.com - 01/06/2022, 07:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Pohon tertua di dunia ditemukan di Chile menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Selasa (31/5/2022).

Para ilmuwan mengungkapkan pohon cemara di Taman Nasional Alerce Costero Chile merupakan pohon tertua di dunia. Pohon tersebut diperkirakan berusia 5.484 tahun.

Gempa guncang Lampung, Selasa (31/5/2022), berkekuatan M 5,3. Menurut BMKG, gempa bumi tersebut berpusat di Zona Seismic Gap.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,18° LS ; 104,11° BT.

"Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49 km arah Selatan Bangkunat, Pesisir Barat, Lampung dengan kedalaman 63 km," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/5/2022).

Planet Mars dulunya memiliki sungai dan danau. Namun, seperti diketahui, bahwa planet ini kini memiliki lingkungan yang kering dan tandus.

Berita populer Sains selanjutnya tentang buta warna parsial, yang belakangan ramai di media sosial. Terdapat dua jenis buta warna, yakni buta warna total dan buta warna parsial yang cenderung lebih umum.

Buta warna adalah kondisi mata yang tidak dapat membedakan warna. Sedangkan penderita buta warna parsial mengalami kesulitan membedakan warna tertentu, tapi pengidap kondisi ini dapat melatih diri dalam beradaptasi sehingga bisa menjalankan aktivitas hariannya dengan normal.

Berikut beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Selasa (31/5/2022) hingga Rabu (1/6/2022).

Pohon tertua di dunia ditemukan di Chile

Pohon tertua di dunia ini dikenal dengan julukan Kakek Buyut dan diperkirakan berumur 5.484 tahun. Usia itu melampaui 600 tahun dari pemegang rekor pohon tertua saat ini.

Batang pohon ini pun bahkan mencapai diameter 4 meter. Maisa Rojas yang menjadi menteri lingkungan Chile dan anggota Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB pun menyebutkan, berita ini sebagai penemuan ilmiah yang luar biasa.

Pohon cemara Patagonian (Fitzroya cupressoides) tersebut merupakan tumbuhan runjung asli Chile dan Argentina yang termasuk dalam keluarga yang sama dengan sequoia raksasa dan kayu merah.

Pohon ini tumbuh sangat lambat, tetapi dapat mencapai ketinggian hingga 45 meter. Pada tahun 2020, Barichivich mengambil sampel dari pohon yang juga disebut dengan Alerce Milenario itu.

Akan tetapi, alat yang ia gunakan dapat mencapai intinya. Ia kemudian menggunakan model komputer untuk mempertimbangkan faktor lingkungan dan variasi acak untuk menentukan umur pohon.

Kendati demikian, Barichivich sendiri belum melakukan perhitungan penuh dari lingkaran pertumbuhannya, sehingga, Barichivich belum secara resmi menerbitkan perhitungan umur pohon yang ditemukan di Chile tersebut dalam jurnal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com