KOMPAS.com - Pencemaran udara banyak macamnya. Salah satu yang utama adalah asap. Pada daerah yang dingin biasanya terbentuk kabut. Asap dan kabut bisa bercampur di udara. Campuran asap dan kabut di udara akan membentuk smog.
Smog adalah polusi udara yang menyebabkan menurunnya jarak pandang. Istilah smog pertama kali digunakan pada tahun 1905 oleh H. A. Des Voeux untuk mendeskripsikan kejadian campuran asap dan kabut di Inggris. Kata ini berasal dari gabungan kata dalam Bahasa Inggris “smoke” yang berarti asap dan “fog” yang berarti kabut.
Kala itu, smog menjadi masalah besar di Inggris. Bahkan pada tahun 1909 di Glasgow dan Edinburgh, smog menyebabkan kematian pada lebih dari 1.000 orang.
Smog yang terjadi di Inggris saat itu mengandung banyak sekali kandungan sulfur akibat pengolahan sulfur dengan bahan bakar fosil, yaitu batu bara. Smog tersebut kemudian dikenal dengan istilah smog sulfur atau “London smog”.
Dilansir dari Britannica, terdapat dua jenis utama smog, yaitu smog sulfur dan smog fotokimia. Keduanya banyak ditemui di daerah industri dan perkotaan.
Smog sulfur adalah smog yang bercampur dengan sulfur dalam konsentrasi tinggi seperti kejadian di Inggris yang telah disebutkan di atas. Asap sisa pembakaran bahan bakar fosil akan bercampur dengan kabut dan sulfur menghasilkan smog sulfur.
Smog fotokimia juga memiliki nama lain yaitu “Los Angeles smog”. Smog ini dinamakan seperti itu karena jenis ini sering terjadi di daerah perkotaan yang memiliki jumlah kendaraan bermotor yang tinggi. Campuran smog ini adalah gas nitrogen oksida dan hidrokarbon yang berasal dari kendaraan bermotor.
Ketika cahaya Matahari mengenai gas tersebut, maka akan terbentuk partikel udara yang disebut dengan smog fotokimia. Partikel udara hasil pertemuan tersebut menghasilkan cahaya kecokelatan yang menurunkan jarak pandang, merusak tumbuhan, serta menyebabkan iritasi mata dan gangguan pernapasan.
Baca juga: Asap dari Kebakaran Hutan Merusak Lapisan Ozon
Menurut Energy Education, smog bisa menimbulkan masalah yang serius bagi kesehatan dan lingkungan. Berikut penjelasan detailnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.