KOMPAS.com - Hujan es merupakan fenomena cuaca yang sebenarnya umum terjadi.
Bahkan, di negara tropis seperti Indonesia, fenomena hujan es pun kerap terjadi.
Fenomena hujan es ini terkadang disertai kilat atau petir dan angin kencang yang berdurasi singkat.
Ahli klimatologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Emilya Nurjani, menjelaskan bahwa hujan es, yang juga disebut hail, adalah hasil dari pembentukan awan cumulonimbus yang tumbuh vertikal melebihi titik beku air.
Awan tersebut tumbuh di ketinggian sekitar 450 mdpl hingga bisa mencapai 10.000 mdpl saat masa udara dalam kondisi yang tidak stabil.
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, Ini Daftar Wilayahnya
Dilansir dari laman resmi UGM, Dr. Emilya mengatakan, penyebab utama fenomena hujan es adalah kondisi alam yang termasuk kelembapan tinggi, massa udara yang tidak stabil, dan suhu permukaan bumi yang mendukung.
Selain itu, perubahan suhu udara di troposfer, bagian atas tempat terbentuknya awan-awan yang mengandung es, juga menjadi penyebab terjadinya hujan es.
“Jika suhu di permukaan Bumi cukup rendah maka kristal es akan mencapai bumi dalam bentuk es atau hail, tetapi kalau suhu di permukaan bumi cukup panas maka kristal es akan sampai di permukaan bumi sebagai hujan yg kita kenal,” jelasnya.
Menurut Dr. Emilya, di negara empat musim, hujan es yang jatuh berukuran besar saat musim dingin karena suhu udara di permukaan juga dingin sehingga es yang turun tidak mencair.
Namun, yang terjadi di negara tropis cenderung merupakan fenomena cuaca dengan dampak skala horizontal dan waktu yang berbeda-beda.
Baca juga: 7 Fakta Kondisi Meteorologi di Yogyakarta Saat Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
Awan stratus yang tidak tebal dan mengandung air menghasilkan hujan dengan durasi singkat yang intensitasnya ringan sampai sedang. Adapun wilayah yang terdampak hujan sekitar ratusan meter hingga 2 km.
Sementara itu, awan cumulonimbus tumbuh vertikal ke atas dan tidak lebar sehingga wilayah terdampak hujan juga tidak luas, tetapi hujannya lebih deras.
Dilansir dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada beberapa indikasi terjadinya hujan es yang disertai kilat dan angin kencang, yakni:
Baca juga: Penyebab Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Yogyakarta adalah Awan Cumulonimbus