Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Styrofoam di Bali Meningkat Sejak Pandemi Covid-19, Bagaimana Strategi Pengelolaannya?

Kompas.com - 04/02/2022, 11:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, sampah jenis styrofoam disebut mengalami peningkatan jumlah di Provinsi Bali.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali, I Made Teja dalam webinar Program Yok Yok Ayok Daur Ulang: Persiapan Tata Kelola Sampah dalam Menghadapi Kembalinya Geliat Pariwisata di Bali.

"Sekarang kan orang banyak menggunakan styrofoam. Makan makanan kecil dan sebagainya itu kan sekarang banyak (pakai wadah styrofoam)," ujar Teja, Kamis (3/2/2022).

Oleh karena itu, Teja mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan styrofoam, lalu menggantinya dengan wadah ramah lingkungan.

"Rata-rata hasil kunjungan kita cek langsung ke lapangan dan dari teman-teman berbagai lembaga, styrofoam itu ada peningkatan (jumlah). Kalau (sampah) plastik tidak terlalu banyak. Styrofoam yang sekarang meningkat," papar Teja.

Baca juga: Pengelolaan Sampah Plastik di Indonesia Perlu Evolusi Perilaku, Apa Maksudnya?

Kemudian, dia juga menyinggung persoalan sampah di Bali masih menjadi isu yang didiskusikan bersama oleh berbagai pihak tentang pengelolaannya.

"Sekarang, di awal 2022 kami akan terus bergerak terus supaya bisa mengurangi sampah," terang Teja sembari menjelaskan peningkatan sampah di Bali.

Menurutnya, volume sampah di Bali saat ini setidaknya mencapai 4.900 ton per hari. Namun, dia tidak menyebutkan berapa jumlah pasti peningkatan jumlah sampah di Bali.

Diakui Teja, hal itu merupakan tantangan, dan pihaknya akan terus berupaya untuk mengajak masyarakat dalam mengurangi penggunaan wadah styrofoam serta sampah plastik.

"Sampah di Bali pengolahannya belum maksimal terbukti di beberapa sungai masih ada sampah, TPA (tempat pembuangan akhir) di Bali juga pengolahannya belum bergerak sebagaimana semestinya," jelasnya.

Terkait pengelolaan sampah, Teja menuturkan terdapat program yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur 47 Tahun 2019 tentang pengelolaan sampah berbasis sumber untuk mengatur penggunaan, pengelolaan, serta pemilahan sampah.

Baca juga: 5 Jenis Sampah Terbanyak di Bumi, dari Puntung Rokok hingga Styrofoam

Sehingga masyarakat, produsen, hingga lembaga terkait dapat mengelola sampah dengan baik.

"Kita akan mengupayakan bagaimana sampah bisa diselesaikan semaksimal mungkin. Perkembangan di beberapa desa di Bali sudah mampu melakukan pengolahan sampah," imbuhnya.

Di sisi lain, sepanjang tahun jumlah sampah di pantai Bali juga terbilang menumpuk terutama sampah plastik yang datang dari berbagai wilayah, termasuk pulau Jawa.

Menanggapi hal itu, Teja meminta semua pihak untuk membantu dalam hal pengelolaan sampah di Bali dengan melakukan pendampingan semaksimal mungkin di masing-masing wilayah.

Dia pun menyampaikan, bahwa beberapa pihak seperti organisasi serta kementerian terkait dapat bekerja sama untuk menyosialisasikan persoalan sampah kepada berbagai universitas dan sekolah-sekolah di Provinsi Bali.

Baca juga: Mengapa Banyak Orang Buang Sampah Plastik Sembarangan? Ilmu Sosial Jelaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com