Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut 5 Fakta Varian Delta Plus yang Sudah Masuk Malaysia

Kompas.com - 16/11/2021, 16:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Varian Delta Plus dilaporkan telah masuk ke Malaysia. Kendati belum dilaporkan menular di Indonesia, namun beberapa fakta tentang varian Delta AY.4.2 ini perlu menjadi kewaspadaan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (15/11/2021), menegaskan bahwa varian Delta plus belum ditemukan di Indonesia.

Delta plus adalah subvarian Delta atau turunan varian virus corona Delta yang dilaporkan sudah masuk ke Malaysia dan telah menginfeksi dua orang.

"Untuk varian baru, memang varian Delta itu kan, kodenya B.1.167.2, itu sudah punya anak, depannya pakai AY, terbanyak di Indonesia subvariannya AY.23 dan AY.24," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring.

Dia menambahkan, "Di Indonesia sendiri, AY.4 sudah ada AY.23, AY.24 ada, tapi AY.4.2 belum ada,".

Melansir Reuters, Selasa (16/11/2021), varian delta, turunan virus corona SARS-CoV-2, saat ini telah menyumbang hampir seluruh infeksi Covid-19 secara global.

Berikut beberapa fakta varian Delta Plus, turunan varian Delta yang disebut memiliki kemampuan sangat menular dan terus diwaspadai.

Baca juga: Mengapa Varian Delta Plus Lebih Mengkhawatirkan? Ini Penjelasannya

 

1. Delta Plus keturunan varian Delta

Delta virus adalah varian virus corona yang pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020 lalu. Varian ini adalah versi virus SARS-CoV-2 yang paling mengkhawatirkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan varian Delta sebagai variant of concern, yakni kategori virus corona yang memiliki kemampuan meningkatkan penularan.

AY.4.2 atau varian Delta Plus adalah keturunan varian Delta yang awalnya merebak di Inggris, yang ditemukan pada Juli 2021.

Penularannya yang begitu cepat semakin mendominasi infeksi Covid-19 di Inggris, dikutip dari BBC (19/10/2021).

2. Varian Delta Plus lebih menular dari Delta

Direktur University College London (UCL) Genetics Institute, Prof Francois Balloux, seperti dikutip Kompas.com dari Medical News Today (21/10/2021), subvarian Delta ini memiliki kemungkinan 10 persen lebih menular dibandingkan varian Delta.

Varian Delta Plus AY.4.2 dalam sampel yang diurutkan para ilmuwan di Inggris, subvarian tersebut membentuk sekitar 10 persen dari sampel virus yang diurutkan, dikutip dari Reuters, Selasa (15/11/2021).

Baca juga: Epidemiolog: Delta Plus di Inggris Bisa Gantikan Dominasi Varian Delta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com