Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berikut 5 Fakta Varian Delta Plus yang Sudah Masuk Malaysia

KOMPAS.com - Varian Delta Plus dilaporkan telah masuk ke Malaysia. Kendati belum dilaporkan menular di Indonesia, namun beberapa fakta tentang varian Delta AY.4.2 ini perlu menjadi kewaspadaan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (15/11/2021), menegaskan bahwa varian Delta plus belum ditemukan di Indonesia.

Delta plus adalah subvarian Delta atau turunan varian virus corona Delta yang dilaporkan sudah masuk ke Malaysia dan telah menginfeksi dua orang.

"Untuk varian baru, memang varian Delta itu kan, kodenya B.1.167.2, itu sudah punya anak, depannya pakai AY, terbanyak di Indonesia subvariannya AY.23 dan AY.24," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring.

Dia menambahkan, "Di Indonesia sendiri, AY.4 sudah ada AY.23, AY.24 ada, tapi AY.4.2 belum ada,".

Melansir Reuters, Selasa (16/11/2021), varian delta, turunan virus corona SARS-CoV-2, saat ini telah menyumbang hampir seluruh infeksi Covid-19 secara global.

Berikut beberapa fakta varian Delta Plus, turunan varian Delta yang disebut memiliki kemampuan sangat menular dan terus diwaspadai.

1. Delta Plus keturunan varian Delta

Delta virus adalah varian virus corona yang pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020 lalu. Varian ini adalah versi virus SARS-CoV-2 yang paling mengkhawatirkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan varian Delta sebagai variant of concern, yakni kategori virus corona yang memiliki kemampuan meningkatkan penularan.

AY.4.2 atau varian Delta Plus adalah keturunan varian Delta yang awalnya merebak di Inggris, yang ditemukan pada Juli 2021.

Penularannya yang begitu cepat semakin mendominasi infeksi Covid-19 di Inggris, dikutip dari BBC (19/10/2021).

2. Varian Delta Plus lebih menular dari Delta

Direktur University College London (UCL) Genetics Institute, Prof Francois Balloux, seperti dikutip Kompas.com dari Medical News Today (21/10/2021), subvarian Delta ini memiliki kemungkinan 10 persen lebih menular dibandingkan varian Delta.

Varian Delta Plus AY.4.2 dalam sampel yang diurutkan para ilmuwan di Inggris, subvarian tersebut membentuk sekitar 10 persen dari sampel virus yang diurutkan, dikutip dari Reuters, Selasa (15/11/2021).

UK Health Security Agency atau Badan Keamanan Kesehatan Inggris telah menetapkan varian AY.4.2 sebagai Variant Under Investigation.

Berdasarkan analisis awal, menunjukkan bahwa varian Delta Plus ini tidak secara signifikan merusak efektivitas vaksin dibandingkan dengan varian Delta.

Akan tetapi, menurut lembaga tersebut, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa varian Delta Plus ini bisa sedikit lebih menular.

3. Varian Delta Plus AY.4.2 menyebar di 42 negara

Sejauh ini, menurut WHO, varian AY 4.2 telah menyebar setidaknya di 42 negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, India, Israel dan Rusia.

Baru-baru ini, pemerintah Malaysia mengumumkan bahwa varian Delta Plus dikonfirmasi ditemukan pada 2 kasus.

Dua orang yang diketahui terinfeksi virus SARS-CoV-2 keturunan varian Delta itu merupakan dua pelajar Malaysia yang pulang dari Inggris.

 

4. Vaksin masih efektif terhadap Delta Plus

Sebagian besar ilmuwan dan komunitas ilmiah mengkhawatirkan efektivitas vaksin Covid-19 yang ada dalam melawan infeksi keturunan varian Delta.

Namun ternyata, vaksin virus corona yang ada dan telah disuntikkan pada masyarakat dunia masih efektif melawan subvarian Delta, varian Delta Plus AY.4.2.

5. Perbedaan Delta Plus dengan varian Delta

Varian AY.4.2 membawa dua mutasi tambahan pada protein spike, yakni bagian virus yang digunakan untuk memasuki sel inang.

Namun, para ilmuwan masih mempelajari apa keuntungan dua mutasi virus yang dimiliki varian Delta Plus ini.

Kedua mutasi virus pada protein spike atau protein lonjakan yang dimiliki varian Delta Plus AY.4.2 itu adalah Y145H dan A222V.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/16/160100223/berikut-5-fakta-varian-delta-plus-yang-sudah-masuk-malaysia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke