Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Virus Corona Varian Delta Plus, Ahli Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan

Kompas.com - 16/06/2021, 20:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Belum usai perjuangan menghadapi varian delta yang sangat menular dari SARS-CoV-2, kini varian tersebut telah bermutasi lebih lanjut dengan membentuk varian Delta plus atau AY.1.

Melansir Mint, varian delta plus telah terbentuk akibat adanya mutasi pada varian Delta atau B.1.617.2, yang pertama kali diidentifikasi di India dan menjadi salah satu penyebab melonjaknya gelombang kedua yang mematikan di India.

Varian delta plus ini disebut tahan terhadap pengobatan antibodi monoklonal untuk Covid-19, yang mana terapi ini baru saja disahkan di India.

Baca juga: Ahli Jelaskan Bagaimana Varian Delta Virus Corona Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19

Vinod Scaria, dokter dan ilmuwan di CSIR-Institute of Genomics and Integrative Biology (IGIB) Delhi mengatakan melalui akun Twitternya, bahwa salah satu varian yang muncul adalah B.1.617.2.1, yang juga dikenal sebagai AY.1 ini ditandai dengan akuisisi mutasi K417N.

“Mutasi tersebut, ada pada protein spike SARS-CoV-2, yang membantu virus masuk dan menginfeksi sel manusia,” katanya.

Sementara itu, ilmuwan spesialis pengurutan genom (genom sequencing) Bani Jolly mengungkap, sejumlah kecil urutan Delta (B.1.617.2) yang memiliki mutasi lonjakan K417N telah ditemukan di GISAID.

Menurutnya, urutan (keturunan) ini telah diidentifikasi dalam genom dari 10 negara.

Public Health England, dalam laporan terbarunya tentang varian virus corona, mengatakan bahwa varian delta plus diidentifikasi dalam enam genom dari India pada 7 Juni 2021.

Badan kesehatan tersebut juga telah mengonfirmasi keberadaan total 63 genom varian delta dengan mutasi K417N baru.

Meski demikian, menurut para ilmuwan, belum ada indikasi yang perlu dikhawatirkan di India karena insiden varian delta plus di negara itu masih rendah.

Baca juga: Mengenal Corona Varian Delta, Lebih Menular dari Varian Lainnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com