KOMPAS.com - Sebagai salah satu langkah antisipasi lonjakan kasus Covid-19 di akhir tahun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berencana mendatangkan obat Covid-19 Molnupiravir.
Sebelumnya, Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) telah menyetujui penggunaan obat molnupiravir buatan Merck, Sharp & Dohme (MSD) pada Kamis (4/11/2021).
Sementara saat ini, Budi mengatakan obat tersebut masih menunggu izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat.
Baca juga: Ahli Farmasi Optimistis Molnupiravir Bisa Jadi Alternatif Penanganan Covid-19
"Molnupiravir diharapkan akhir tahun bisa tiba di Indonesia, dan kita siap menggunakannya untuk tahun depan," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual soal evaluasi PPKM, Senin (15/11/2021).
Sebelumnya diberitakan, Indonesia akan membeli 600.000 hingga 1 juta pil Molnupiravir buatan Merck yang diklaim sebagai obat Covid-19.
Budi mengatakan, saat melakukan kunjungan ke Amerika Serikat beberapa waktu, ia sudah melakukan kerja sama dengan pihak Merck.
Dijelaskan Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, obat molnupiravir adalah obat oral antivirus atau obat antivirus yang diminum.
"Molnupiravir obat antivirus yang dulunya dikembangkan oleh Emory University. Itu mereka sebetulnya mau mencari obat untuk ensefalitis virus (kondisi peradangan otak yang disebabkan virus, red)," jelas Zullies kepada Kompas.com, Selasa (5/10/2021).
Ia melanjutkan, ketika obat ini dikembangkan, kemudian pandemi Covid-19 menyelimuti seluruh dunia, maka akhirnya, obat yang tadinya dikembangkan untuk obat ensefalitis itu diramu lagi untuk diujikan ke virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
Selain Emory University, perusahaan farmasi Merck, Sharp & Dohme (MSD) dan Ridgeback Biotherapeutics juga terlibat dalam pengembangan obat molnupiravir. Mulai dari awal, hingga uji klinis 1, 2, dan 3.
"Kemudian diujikan ke Sars-CoV-2 dan ada potensi secara in vitro dan in vivo," ungkap Zullies.
Baca juga: Ahli: Molnupiravir Cegah Covid-19 Memburuk, tapi Ini Bukan Obat Ajaib
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.