Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suntikan Gel Bikin Tikus Sembuh dari Kelumpuhan, Akankah Diterapkan pada Manusia?

Kompas.com - 16/11/2021, 12:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan Amerika Serikat berhasil mengembangkan bentuk obat baru yang mendorong regenerasi dan mengembalikan kelumpuhan setelah cedera tulang belakang.

Obat baru itu diuji coba pada tikus dan hasilnya setelah empat minggu pengobatan, tikus-tikus dapat berjalan kembali.

Penelitian yang dilakukan tim ilmuwan Northwestern University pun berharap jika Food and Drug Administration (FDA) akan menyetujui rencana uji coba pada manusia pada awal tahun depan.

Baca juga: Lama Jadi Misteri, Ternyata Ini Alasan Tikus Air Bisa Menyelam

"Tujuan dari penelitian kami adalah untuk mengembangkan terapi untuk mencegah individu menjadi lumpuh setelah trauma atau penyakit parah," kata Samuel Stupp, ketua penelitian ini, seperti dikutip dari Science Alert, Senin (15/11/2021).

Menyembuhkan kelumpuhan adalah tujuan pengobatan yang sudah berlangsung lama. Berbagai metode juga dikembangkan mulai dari perawatan eksperimental menggunakan sel induk untuk membuat sel saraf baru, terapi gen, atau menyuntikkan protein.

Tim Stupp, di sisi lain, menggunakan nanofibers untuk meniru arsitektur matriks ekstraseluler – jaringan alami molekul yang mengelilingi jaringan yang bertanggung jawab untuk mendukung sel.

Setiap serat sekitar 10.000 kali lebih kecil dari rambut manusia, dan mereka terdiri dari ratusan ribu molekul bioaktif yang disebut peptida yang mengirimkan sinyal untuk mendorong regenerasi saraf.

Dalam terapi ini, peneliti menyuntik tikus dengan gel ke dalam jaringan di sekitar sumsum tulang belakang.

Empat minggu kemudian, tikus yang menerima perawatan mendapatkan kembali kemampuan mereka untuk berjalan hampir sebaik sebelum cedera. Sementara tikus yang tidak diobati tidak.

Peneliti kemudian memeriksa dampak terapi pada tingkat sel dan menemukan perbaikan dramatis pada sumsum tulang belakang.

Hasilnya, ekstensi terputus neuron yang disebut akson diregenerasi dan jaringan parut yang dapat bertindak sebagai penghalang fisik untuk regenerasi berkurang secara signifikan.

Baca juga: Sperma Tikus Bertahan 6 Tahun di ISS, Akankah Jadi Jawaban Cara Bereproduksi di Luar Angkasa?

Terlebih lagi, lapisan isolasi akson yang disebut myelin yang penting dalam mentransmisikan sinyal listrik telah terbentuk kembali. Selain itu, pembuluh darah yang mengantarkan nutrisi ke sel-sel yang terluka telah terbentuk dan lebih banyak neuron motorik yang bertahan.

Lebih lanjut, gel yang dikembangkan oleh para ilmuwan ini adalah yang pertama dan bisa menjadi obat generasi baru yang dikenal sebagai obat supramolekul karena terapi merupakan kumpulan banyak molekul.

Bahan tersebut menurut peneliti aman karena akan terurai dalam hitungan minggu dan menjadi nutrisi bagi sel.

Stupp pun berharap, jika studi lanjutan pada manusia bisa segera dilakukan, mengingat cedera tulang belakang adalah masalah manusia yang sangat besar.

Contohnya saja, hampir 300.000 orang di Amerika Serikat mengalami cedera tulang belakang. Umur mereka lebih pendek daripada orang tanpa cedera tulang belakang.

Studi dipublikasikan di jurnal Science.

Baca juga: Mampu Regenerasi Tubuh Tanpa Bekas Luka, Tikus Ini Jadi Harapan Dunia Medis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com