KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 adalah salah satu upaya untuk menghentikan pandemi Covid-19.
Sama seperti vaksin lainnya, vaksin Covid-19 juga dapat menimbulkan efek samping.
Namun, analisis data CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) yang dikumpulkan selama bulan pertama peluncuran vaksinasi Covid-19, menunjukkan bahwa sebagian besar reaksi terhadap suntikan vaksin Covid-19 tidak serius.
Baca juga: Efek Terinfeksi Covid-19 Tak Sebanding dengan Efek Vaksinasi, Ahli Imbau Jangan Tunda Vaksin
Data yang telah diterbitkan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report pada bulan Februari lalu ini juga menunjukkan, wanita melaporkan lebih banyak efek samping vaksin daripada pria.
Menurut Betsy Koickel, MD, spesialis kedokteran keluarga di Northwell Health, Levittown, New York, hal itu karena tubuh wanita secara hormonal dan genetik berbeda dari tubuh pria.
"Kita tahu bahwa pria dan wanita merespons secara berbeda terhadap berbagai intervensi medis, mereka secara konsisten bereaksi berbeda terhadap sebagian besar vaksin,” kata Koickel.
Sebenarnya bukan hal mengejutkan, jika orang memiliki respons secara berbeda terhadap vaksin Covid-19.
Seperti vaksinasi sebelumnya, yang terjadi pada pandemi flu babi 2009, wanita empat kali lebih mungkin melaporkan reaksi alergi daripada pria setelah divaksinasi.
Menurut para ahli, perbedaan efek samping vaksin dapat dikaitkan dengan hormon, genetika, dan berbagai faktor lainnya.
Berikut ini adalah lima alasan potensial, mengapa wanita melaporkan lebih banyak efek samping vaksin Covid-19 yang dialami daripada pria.
CDC menggunakan data hasil laporan masyarakat secara mandiri, yang mana kondisi ini memungkinkan bahwa wanita lebih cenderung membuat laporan efek samping yang dirasakannya daripada pria. Bahkan, jika mereka mengalami gejala yang sama.
Dr. Koickel mengatakan, hormon estrogen wanita akan meningkatkan dan memengaruhi reaksi sistem kekebalan tubuh.
Sementara pada hormon testosteron yang dimiliki pria, cenderung tidak memberikan reaksi terhadap kekebalan tubuh.
"Contohnya adalah wanita lebih sering didiagnosis dengan penyakit autoimun seperti lupus dan multiple sclerosis," kata Daniel Kuritzkes, MD, Kepala Penyakit Menular di Brigham and Women's Hospital dan seorang Profesor di Harvard Medical School di Boston.
Kendati demikian, pria bisa mengalami penyakit yang lebih parah dan lebih banyak kematian akibat Covid-19 yang dialami pria
Baca juga: Kenapa Vaksin Covid-19 Menyebabkan Efek Samping? Begini Kata Ahli