Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Sebut Virus Corona Mampu Beradaptasi Sangat Baik dalam Menginfeksi Manusia

Kompas.com - 25/06/2021, 16:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat para ilmuwan terus mempelajari virus corona SARS-CoV-2 dengan berbagau cara. Apalagi, saat ini virus corona terus bermutasi,

Para ilmuwan yang menggunakan pemodelan komputer untuk mempelajari SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan pandemi Covid-19, telah menemukan bahwa virus tersebut paling cocok \menginfeksi sel manusia - daripada sel kelelawar atau trenggiling Hal ini kembali menimbulkan pertanyaan tentang asal-usul virus corona.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Nature Scientific Reports, para ilmuwan Australia menggambarkan bagaimana mereka menggunakan pemodelan komputer berkinerja tinggi dari bentuk virus SARS-CoV-2 pada awal pandemi untuk memprediksi kemampuannya menginfeksi manusia dan 12 jenis hewan domestik dan eksotis.

Baca juga: Ilmuwan Berhasil Pulihkan Data Virus Corona Awal yang Dihapus China

Pekerjaan mereka membantu mengidentifikasi vektor hewan perantara apa pun, yang mungkin berperan dalam menularkan virus kelelawar ke manusia.

Selain itu juga untuk memahami risiko apa pun yang ditimbulkan oleh kerentanan hewan pendamping seperti kucing dan anjing, dan hewan komersial seperti sapi, domba, babi dan kuda.

Melansir Medical Xpress, para ilmuwan, dari Flinders University dan La Trobe University, menggunakan data genomik dari 12 spesies hewan untuk dengan susah payah membangun model komputer dari reseptor protein ACE2 untuk setiap spesies.

Model-model ini kemudian digunakan untuk menghitung kekuatan pengikatan protein lonjakan SARS-CoV-2 ke reseptor ACE2 masing-masing spesies.

Yang mengejutkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 terikat pada ACE2 pada sel manusia lebih erat daripada spesies hewan yang diuji, termasuk kelelawar dan trenggiling.

Jika salah satu spesies hewan yang diuji adalah sumber asal munculnya virus, biasanya diharapkan menunjukkan lonjakan protein tertinggi terhadap virus corona.

Profesor Universitas La Trobe David Winkler mengatakan, manusia menunjukkan ikatan lonjakan terkuat, konsisten dengan kerentanan tinggi terhadap virus, sehingga sangat mengejutkan jika hewan adalah sumber awal infeksi pada manusia.

Temuan ini awalnya dirilis pada server pracetak ArXiv, namun kini telah peer review dan diterbitkan dalam Laporan Ilmiah.

"Pemodelan komputer menemukan, bahwa kemampuan virus untuk mengikat protein ACE2 kelelawar relatif buruk dibandingkan dengan kemampuannya untuk mengikat sel manusia. Ini seakan menentang virus yang ditularkan langsung dari kelelawar ke manusia,” kata Profesor Nikolai Petrovsky yang berafiliasi dengan Flinders

“Oleh karena itu, jika virus memiliki sumber alami, ia hanya bisa datang ke manusia melalui spesies perantara, yang mana ini belum ditemukan," imbuhnya.

Baca juga: Tak Hanya Varian Delta, Mutasi Virus Corona Lain Juga Mengkhawatirkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com