Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Belajar dari Negara Lain, Waspada Bahaya Mutasi Virus Covid-19 Mengintai Anak dan Remaja

Kompas.com - 11/05/2021, 19:45 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

'KOMPAS.com - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr dr Aman Pulungan SpA(K) mengingatkan bahwa bahaya mutasi virus Covid-19 mengintai anak dan remaja.

Seperti diketahui, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sangat mudah mengalami mutasi. Mutasi ini semakin cepat terjadi, seiring dengan transmisi atau penularan yang juga mudah dan cepat.

Dari ribuan mutasi yang ditemukan, disebutkan ada empat varian yang menjadi perhatian para ilmuwan dunia, karena dianggap lebih mudah menular ataupun bisa membuat pasien terinfeksi memiliki gejala yang buruk.

Keempat varian tersebut adalah B.1.1.7 yang ditemukan di Inggris, B 1.3.5.1 yang ditemukan di Afrika Selatan, varian P.1 di Brazil dan varian B 1.617 di India. 

Baca juga: Ada Lebih dari 6.600 Mutasi Virus Corona, Apa Semua Varian Berbahaya?

Negara yang paling disorot saat ini adalah negara India, yang mana varian B 1.617 menjadi varian virus corona yang menyebar di India dan disebut sebagai "variant of concern" di tingkat global.

Selama dua hari berturut-turut, 4.000 orang meninggal dunia dalam sehari akibat Covid-19 di India.

Pada Minggu (9/5/2021), “Negeri Anak Benua” melaporkan 4.092 kematian akibat Covid-19 selama 24 jam terakhir. 

Melansir Reuters, total korban meninggal akibat Covid-19 di India sebanyak 242.362 jiwa sejak pandemi dimulai.

Masih di hari yang sama, India melaporkan 403.738 kasus virus corona terbaru sehingga total kasus Covid-19 di sana sejak pandemi dimulai sebanyak 22,3 juta kasus. 

India telah digulung tsunami Covid-19 pada gelombang kedua ini, dengan jumlah kasus dan kematian harian mencatatkan rekor tertinggi hampir setiap hari.

Sementara itu, negara tetangga yakni Malaysia akan memberlakukan lockdown atau "perintah pengendalian pergerakan nasional" (MCO) secara nasional mulai Rabu (12 mei 2021) hingga awal bulan Juni.

Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin menyatakan pada Senin (10/5/2021), hal ini dilakukan untuk membendung meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di negara tersebut.

Baca juga: Belajar dari Lonjakan Kasus Covid-19 di India dan Thailand, Epidemiolog: Jangan Beri Celah Masyarakat Berpergian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com