Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2021, 10:35 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 telah mengalami lebih dari 6.600 mutasi pada protein lonjakan (protein spike).

Hal ini disampaikan oleh Dr Sebastian Maurer-Stroh, direktur eksekutif Institut Bioinformatika di Agency for Science, Technology and Research (A * Star).

"Ada lebih dari 6.600 mutasi unik pada protein lonjakan virus corona sejak muncul pada Desember 2019," kata Dr Maurer-Stroh, yang terlibat dalam mengumpulkan dan menganalisis perubahan genom virus di bawah platform berbagi data GISAID yang telah membagikan lebih dari 1,5 juta urutan virus dan bisa diakses oleh semua orang di dunia.

Maurer berkata, setidaknya ada satu mutasi unik baru setiap dua jam sekali.

Baca juga: Ahli WHO: Varian B.1.617 Dipastikan Picu Tsunami Covid-19 India

Seperti kita tahu, protein lonjakan atau protein spike adalah pintu masuk virus ke dalam sel manusia. Protein spike berbentuk tonjolan paku yang tersebar di permukaan virus corona.

Virus bermutasi setiap kali ada "kesalahan" dalam proses replikasi. Ini bisa terjadi akibat ada penambahan, penghapusan, atau perubahan di kode genetik.

Jika kesalahan itu meningkatkan prospek kelangsungan hidup virus, lebih banyak salinan dari virus yang bermutasi akan bertahan dan jumlahnya bisa lebih banyak dari versi asli virus.

Sebagai contoh mutasi D.6.14G yang mulai meningkat tajam pada Februari 2020, kini ditemukan di semua sampel virus apa pun variannya.

Karena varian ini sudah sangat menyebar, ia diberi nama klade - atau grup keluarga - sendiri, dan ditetapkan sebagai klade G.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, meski infektivitas dan penularan klade G meningkat, tapi gejala penyakit yang ditimbulkan tidak lebih parah dan tidak memengaruhi diagnosis, pengobatan, atau vaksinasi.

Artinya pengobatan dan vaksinasi yang ada saat ini masih bisa menangani mutasi D.6.14G.

Dilansir dari The Straits Times, Senin (10/5/2021), Klade G dan sub kladnya - yang mencakup GRY, klade untuk varian B.1.1.7 yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada Juli tahun lalu - telah menyebabkan hampir semua infeksi Covid-19 sejak pertengahan tahun lalu.

Varian virus dari klade tersebut benar-benar menggantikan virus asli yang muncul di Wuhan, China pada Desember 2019.

Jadi jika ada begitu banyak mutasi virus, mengapa WHO hanya mencantumkan tiga yang "mengkhawatirkan" sejauh ini (variant of concern), dan segelintir varian yang "menarik" (variant of interest), dan secara praktis mengabaikan sisanya?

Pemudik sepeda motor terjebak kemacetan saat melintasi posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021) dini hari. Petugas gabungan memutar balikan ribuan pemudik yang melintasi pos penyekatan perbatasan Bekasi -Karawang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras.WAHYU PUTRO A Pemudik sepeda motor terjebak kemacetan saat melintasi posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021) dini hari. Petugas gabungan memutar balikan ribuan pemudik yang melintasi pos penyekatan perbatasan Bekasi -Karawang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras.

Kenapa WHO hanya memantau beberapa varian virus corona?

Untuk memenuhi syarat sebagai varian yang diperhatikan atau variant of concer (VOC), virus yang bermutasi harus menunjukkan bukti dalam memenuhi setidaknya satu dari kriteria berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com