Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Terinfeksi Covid-19 Berisiko Enam Kali Lebih Tinggi Alami Difungsi Ereksi

Kompas.com - 11/04/2021, 17:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Sebuah studi menunjukkan, Covid-19 meningkatkan risiko disfungsi ereksi (DE) hampir enam kali lipat pada pria muda.

Pada pria dengan riwayat Covid-19, perkiraan risiko mengembangkan disfungsi ereksi adalah 5,66 lebih tinggi, bahkan setelah faktor lain dipertimbangkan.

Penelitian yang dipimpin oleh Emmanuele A. Jannini, MD, profesor endokrinologi dan seksologi medis, Universitas Roma Tor Vergata, Roma, Italia ini telah dipublikasikan pada 20 Maret lalu di Andrology.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Pengaruhi Disfungsi Ereksi Pria, Ini Penyebab dan Solusinya

Sebaliknya, data dari studi tersebut juga menunjukkan bahwa disfungsi ereksi juga meningkatkan kerentanan pria terhadap infeksi SARS-CoV-2. Pria dengan disfungsi ereksi lima kali lebih mungkin untuk terinfeksi Covid-19.

Lindungi Diri dengan Masker

Menurut Jannini, disfungsi ereksi bisa menjadi komplikasi jangka pendek dan jangka panjang dari Covid-19.

“Vaksinasi Covid-19 penting untuk para pria. Selain itu yang tak kalah penting juga memakai masker untuk melindungi diri. Manfaat tambahannya adalah mencegah disfungsi seksual,” katanya.

Dia meyebutkan bahwa usia yang lebih tua, diabetes, indeks massa tubuh (BMI) tinggi, dan merokok meningkatkan risiko tertular Covid-19.

Hal tersebut, sama dengan faktor risiko disfungsi ereksi. Jannini melanjutkan, hasil penelitian tersebut menunjukkan mekanisme patofisiologis yang menghubungkan disfungsi ereksi, disfungsi endotel, dan Covid-19.

Pada dasarnya, disfungsi endotel sering terjadi pada kedua kondisi, yaitu Covid-10 dan disfungsi ereksi.

“Kami ingin menemukan semacam penanda disfungsi endotel (salah satu bentuk penyakit arteri koroner) pasca Covid-19, karena tampaknya ada banyak gejala sisa yang muncul berdampingan dalam waktu lama setelah infeksi. Bertanya pada pasien apakah mereka mengalami disfungsi ereksi setelah Covid-19 mungkin bisa memberikan ukuran kesehatan sistemik," jelasnya.

Allan Pacey, MD, profesor andrologi di University of Sheffield, Sheffield, Inggris, menyambut baik penelitian tersebut.

“Ini tampaknya merupakan studi yang dilakukan dengan baik. Namun, saat ini, hubungan tersebut hanyalah korelasi, dan mungkin saja beberapa penyakit penyerta yang meningkatkan peluang pria terinfeksi Covid-19 secara independen meningkatkan kemungkinan disfungsi ereksi,” kata Allan tentang pendapatnya.

"Tetapi penulis menawarkan mekanisme yang masuk akal di mana Covid-19 dapat berdampak langsung pada fungsi ereksi. Meski demikian, masih banyak hal lain yang harus diperhatikan,” imbuhnya.

"Yang pasti, saya juga berpendapat memakai masker, menjaga jarak sosial, dan melakukan vaksin saat gilirannya adalah cara terbaik yang bisa dilakukan para pria untuk melindungi dirinya," terang Allan.

Senada dengan Allan, ahli Urologi John Mulhall, MD, dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center, New York, mengatakan bahwa studi tersebut sangat awal, tetapi data yang menunjukkan adanya hubungan potensial antara infeksi Covid-19 dan disfungsi ereksi perlu dipelajari lebih lanjut.

"Namun, hal itu menimbulkan cukup banyak pertanyaan sehingga diperlukan analisis lebih lanjut yang lebih besar dan jangka panjang untuk menentukan penyebab,” ujar Mulhall.

“Penelitian di masa depan perlu menilai kadar testosteron dan hemodinamik untuk memberikan bukti pasti dari hubungan dengan penyebab," tegasnya.

Baca juga: Bukan Hanya Stres, Pola Makan Juga Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com