Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Penting di Balik Munculnya Mutasi Virus Corona B.1.1.7 di Indonesia

Kompas.com - 11/03/2021, 10:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa ditemukannya varian baru B.1.1.7 di Indonesia ini menyampaikan banyak sekali pesan.

"Satu hal yang sangat jelas dan penting dipahami adalah varian-varian baru membawa satu pesan penting bahwa kita harus memperkuat respons rencana pengendalian, baik pada pencegahan maupun pada pengendalian kontrolnya," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (9/3/2021).

Selain itu, hal ini juga memberikan satu urgensi bahwa kita harus melakukan refocusing, dan memperkuat prinsip dasar dalam respons pandemi Covid-19 saat ini.

Menurut Dicky, munculnya varian-varian baru dari virus SARS-CoV-2 ini adalah dampak dari kondisi pandemi yang tidak terkendali.

Baca juga: Varian Baru B.1.1.7 Ditemukan di Indonesia, Epidemiolog Sebut Sangat Wajar

Untuk diketahui, mutasi virus corona B.1.1.7 telah ditemukan di lima provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jakarta, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.

Oleh karena itu, ada beberapa konteks dan aspek yang perlu menjadi perhatian khusus bagi Indonesia saat ini:

1. Memperluas surveilans (surveillance) genom

Memperluas surveilans genom akan menjadi dasar kajian atau riset, di mana nantinya para pemangku kebijakan bisa mengambil keputusan yang tepat dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sesuai dengan target genom virus yang menginfeksi banyak masyarakatnya.

Tujuannya adalah untuk mengatasi kemungkinan atau potensi terjadinya mutasi-mutasi abnormal lainnya dari virus SARS-CoV-2 yang lebih mengancam jiwa manusia. 

2. Meningkatkan kepatuhan dalam memakai masker

Dicky menegaskan, meningkatkan jumlah masyarakat yang memakai masker itu sangat penting, dan mungkin saat ini kepatuhan dalam memakai masker kerap diabaikan oleh masyarakat.

Di samping jumlah masyarakat yang memakai masker, kepatuhan juga mencakup pemakaian masker yang baik dan benar, serta pemilihan masker dengan bahan minimal dua lapis.

Baca juga: Varian Baru B.1.1.7 Ditemukan di Indonesia, Ini 3 Alasan Kenapa Virus Corona Terus Bermutasi

3. Social distancing

Selain dua hal di atas, tidak jenuh Dicky mengingatkan bahwa meski pun saat ini banyak masyarakat yang bosan atau mungkin sudah pasrah dengan kondisi ketidakpastian, social distancing tetap termasuk tindakan prioritas yang harus dikerjakan dalam merespons adanya peluang munculnya varian-varian baru virus corona.

Apalagi kemungkinan munculnya varian-varian baru ini erat kaitannya dengan potensi penularan yang lebih cepat dan perkembangan virus yang agresif menyerang pertahanan kekebalan tubuh dari dalam.

4. Memperkuat 5M dan 3T

Protokol kesehatan dan target zero Covid-19 berupa 5M dan 3T juga masih terus wajib dilakukan.

3T adalah testing, tracing (penelusuran) dan treatment (pengobatan) berupa isolasi, karantina. 

Sementara itu, 5M adalah singkatan dari memakai masker, mencuci tangan rutin, menjaga jarak aman minimal 1,5 meter dengan orang lain, menjauhi kerumunan atau keramaian serta membatasi mobilitas dan interaksi.

Baca juga: Kasus Mutasi Virus Corona B.1.1.7 di Indonesia Bertambah, Apa Saja Gejala Covid-19 Inggris Ini?

"5M dan 3T nya diperkuat kuantitas-kualitasnya, akselerasi program vaksinasi juga penting dilakukan," ucap dia. 

5. Meningkatkan komunikasi risiko

Berikutnya adalah meningkatkan komunikasi risiko mengenai pandemi dan segala aspek yang berkaitan.

Risiko pandemi Covid-19 harus disampaikan secara gamblang dan mudah dipahami oleh semua kalangan masyarakat, tanpa menggampangkan pandemi.

"Kalau ini tidak ditingkatkan, kita artinya akan melahirkan siklus yang akan memperburuk keadaan. Juga kondisi pandemi yang tidak terkendali akan melahirkan juga mutasi-mutasi yang baru, yang pada gilirannya akan ada strain baru yang semakin merugikan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com