Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Berhenti Menyentuh Wajah Itu Susah, Bagaimana Caranya Agar Tidak Kena Corona?

Kompas.com - 26/03/2020, 17:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Cuci tangan secara konsisten dianjurkan sebagai cara bagi orang untuk melindungi diri mereka dari virus SARS-CoV-2 dan penyakit COVID-19.

Namun, virus ini dapat hidup pada logam dan plastik selama berhari-hari, jadi membetulkan posisi kacamata Anda dengan tangan yang tidak dicuci bisa berujung pada infeksi.

Maka, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta orang-orang untuk berhenti menyentuh wajah mereka.

Kami adalah ahli dalam ilmu psikologi dan kesehatan masyarakat. Brian Labus adalah seorang ahli penyakit menular yang tahu apa yang harus dilakukan orang untuk menghindari infeksi.

Stephen Benning adalah seorang psikolog klinis yang membantu klien mengubah kebiasaan mereka dan mengelola stres dengan cara yang sehat. Kimberly Barchard adalah seorang ahli dalam metode penelitian yang menyelidikan tentang menyentuh wajah.

Bersama-sama, kami menggunakan keahlian klinis dan literatur penelitian untuk mengidentifikasi praktik terbaik untuk mengurangi kebiasaan menyentuh wajah dan menurunkan peluang orang untuk terpapar COVID-19.

Orang sering menyentuh wajah mereka. Mereka menyeka mata, menggaruk hidung, menggigit kuku dan memilin kumis. Orang-orang lebih banyak menyentuh wajah mereka ketika mereka cemas, malu atau stres, tapi juga ketika mereka tidak merasakan apa-apa sama sekali.

Studi menunjukkan bahwa siswa, pekerja kantoran, tenaga medis dan orang di kereta menyentuh wajah mereka rata-rata antara 9 dan 23 kali per jam.

Mengapa sangat sulit untuk berhenti?

Menyentuh wajah memberi kita perasaan lega dengan hilangnya ketidaknyamanan sesaat seperti gatal dan ketegangan otot. Bila didiamkan, ketidaknyamanan ini biasanya akan hilang dalam satu menit, tapi menyentuh wajah memberikan kelegaan seketika yang akhirnya membuat ini menjadi kebiasaan yang susah diubah.

Ubah kebiasaan

Pelatihan pembalikan kebiasaan adalah teknik modifikasi perilaku yang sudah diakui dan dilakukan untuk yang membantu orang menghentikan berbagai perilaku yang tampaknya otomatis, seperti gerenyet saraf/gelisah, menggigit kuku dan gagap.

Program ini melatih orang untuk memperhatikan ketidaknyamanan yang mendorong kebiasaan mereka, memilih perilaku lain untuk digunakan sampai ketidaknyamanan berlalu, dan mengubah lingkungan mereka untuk mengurangi ketidaknyamanan mereka.

Anda mungkin telah mengubah beberapa kebiasaan Anda - misalnya, dengan batuk ke siku ketimbang ke tangan Anda, atau menyapa orang lain dengan membungkuk atau melambaikan tangan, bukan berjabat tangan.

Namun tidak seperti batuk dan berjabat tangan, orang sering menyentuh wajah mereka tanpa sadar. Jadi, langkah pertama dalam mengurangi menyentuh wajah adalah menyadarinya.

Setiap kali Anda menyentuh wajah, perhatikan bagaimana Anda menyentuh wajah, dorongan atau sensasi yang mendahuluinya dan situasi yang Anda alami - apa yang ada Anda lakukan, di mana Anda secara fisik, atau apa yang Anda rasakan secara emosional.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com