SARAH bukan cuma pendamping setia, tetapi juga penyokong yang teguh. Puluhan tahun Nabi Ibrahim AS berdakwah di tanah kelahirannya di Ur-Kasdim (saat ini Irak selatan), hanya Sarah dan Lut yang mendukungnya.
Sarah adalah sepupu Ibrahim. Ayahnya bernama Haran I, saudara Azar, ayah Ibrahim. Usia Sarah terpaut 10 tahun lebih muda di banding Ibrahim.
Ketika menikah, usia Sarah diperkirakan 39 tahun dan Ibrahim 49 tahun. Dalam hidup yang berat penuh ujian, Ibrahim lalu membawa Sarah dan keluarganya hijrah keluar tanah kelahiran mereka.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Jangan Suka Mempersulit
Mula-mula mereka pergi ke Haran di Padan Aram (kini Turki selatan). Haran termasuk daerah strategis Kerajaaan Asiria (Asyur) sekitar pertengahan milenium ketiga hingga pertengahan milenium kedua Sebelum Masehi.
Sejak itu pasangan Ibrahim-Sarah juga Lut berkelana tanpa henti ke tanah Kanaan (Palestina).
Tatkala menetap di Negev atau Al-Naqab, daerah gurun luas (Israel selatan saat ini), terjadi musim kering dahsyat. Sudah tinggal di padang gurun, musim kemarau pula.
Daerah tandus itu itu semakin kering dan gersang. Tiada air, tiada rumput dan pepohonan. Padahal hewan ternak mereka amat membutuhkan air dan pakan rumput.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Faksi dan Friksi
Tak ada pilihan lagi. Mereka pun kembali berkelana mencari daerah layak huni.
Rombongan Ibrahim bergerak menuju arah barat, hingga tiba di Mesir. Sejak Ibrahim tiba, desas-desus tersebar santer.
Bukan tentang seruan dakwah yang dibawa Ibrahim, tetapi yang viral justru kecantikan Sarah, sang istri.
Kaum lelaki bergosip-ria sampai terdengar Raja Mesir. “Ibrahim datang beserta seorang wanita yang sangat cantik!” begitu yang viral di Mesir, seperti tercantum dalam hadits yang diungkapkan Abu Hurairah (HR Bukhari).
Singkat kisah, Sang Raja mengundang Sarah. Raja Mesir sangat berkuasa. Tiada yang berani melawan.
Kala itu Raja Mesir belum dikenal dengan sebutan fir’aun. Istilah fir’aun baru populer di zaman Nabi Musa, sekitar 500 tahun kemudian.
Musa adalah keturunan ke-6 Nabi Ibrahim. Sarah yang diundang ke istana langsung membuat Sang Raja terpikat. Padahal usia Sarah tidak muda lagi, diperkirakan 72 atau 73 tahun (Dirks, 2004).
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Manusia dan Keledai
Namun kecantikan Sarah viral di seantero Mesir. Raja mulai merayu.