Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr M Subhan SD
Direktur PolEtik Strategic

Direktur PolEtik Strategic | Founder Mataangindonesia Social Initiative | msubhansd.com | mataanginsaguling.com

Hikmah Ramadhan: Manusia dan Keledai

Kompas.com - 18/04/2021, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LUQMAN adalah sosok bijak bestari. Tersebutlah Luqmanul Hakim atau Luqman The Wise. Namanya di-mention Allah dalam kitab suci Al-Quran.

Bahkan dijadikan nama surat yang ke-31 (Surat Luqman). Namun, Luqman bukan nabi.

Konon ketika diberi pilihan oleh Tuhan, ia menolak mengemban misi kenabian. Ia lebih menginginkan hikmah (kebijaksanaan), yang kemudian kita kenal riwayatnya sampai hari ini.

“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman…” (QS. Luqman: 12). Paling sering didengar adalah nasihat Luqman kepada anaknya.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Puasa Nabi Musa

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku kembalimu” (QS. Luqman: 13-14).

Salah satu episode kisah Luqman yang diperkirakan hidup sezaman dengan Nabi Daud, sekitar abad XI-X sebelum Masehi itu adalah ketika bersama anaknya berjalan-jalan melintasi sebuah pasar.

Luqman menunggangi keledai, sedangkan sang anak berjalan di depan sambil menuntun keledai.

Orang-orang ramai yang melihat pemandangan itu langsung bereaksi, “Kasihan sekali anak kecil itu menuntun keledai, orangtuanya duduk nyaman di atas keledai. Sombong sekali orangtua itu”.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Memberi, Bukan Meminta

Luqman mendengar omongan tersebut. Ia berkata kepada anaknya, “Anakku, dengar yang mereka katakan ya!”

Sejurus kemudian Luqman melompat turun dari keledai. Ia lalu mengangkat anaknya untuk naik di punggung keledai.

Sekarang giliran Luqman yang menuntun keledai yang ditunggangi sang anak. Orang-orang kepo lagi.

Mereka menghardik, “Dasar anak kecil tak punya akhlak, orangtuanya malah berjalan sambil menuntun keledai”.

Luqman kembali mengingatkan anaknya, ”Anakku, dengar ya yang mereka katakan!”

Situasinya serba salah. Orang-orang terus usil. Bapak yang naik keledai, dinilai salah. Giliran anak yang menunggangi keledai, juga salah.

Akhirnya Luqman dan anaknya sama-sama menunggangi keledai itu. Orang-orang yang menyaksikan bertambah marah, “Hah, dua orang itu tidak punya belas kasihan, kok keledai yang kecil itu ditunggangi berdua”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com